Jakarta –
Iran meluncurkan 180 rudal balistik dalam serangan terbesarnya terhadap Israel. Beberapa rudal tampaknya telah dicegat oleh sistem pertahanan anti-rudal Israel. Beberapa orang mengklaim bahwa Iran telah berhasil mencapai tujuannya di Israel.
Serangan udara ini lebih parah dibandingkan serangan serupa pada bulan April. Di bawah ini adalah ikhtisar kemampuan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan yang digunakan oleh Israel dan kekuatan regional lainnya, menurut ANBALI NEWSINET untuk CNN Iran.
Menurut Proyek Ancaman Rudal Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Teheran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah. Jumlah pastinya tidak diketahui. Namun, Jenderal Angkatan Udara AS Kenneth McKenzie mengatakan Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik.
Lintasan rudal balistik menempatkan hulu ledak di luar atau dekat tepi atmosfer bumi sebelum terpisah dari roket dan mencapai sasaran. Ya, Iran menggunakan versi rudal balistik Shahab-3 dalam serangannya terhadap Israel.
Shahab-3 adalah jantung dari rudal balistik jarak menengah Iran. Dia mengatakan proyek ancaman rudal Shehab-3 mulai beroperasi pada tahun 2003 dan dapat membawa hulu ledak seberat 1.200 kg. Menurut Observatorium Iran, rudal terbaru Shahab-3, Qadr dan Emad berada dalam jarak 300 meter dari sasaran.
Media Iran melaporkan bahwa Teheran menggunakan rudal Fatah-1 dalam serangan itu. Teheran menyebutnya sebagai rudal hipersonik Fatah-1, yang berarti rudal tersebut dapat melaju dengan kecepatan Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (sekitar 6.100 kilometer per jam).
Tak hanya itu, Iran dikabarkan juga mengerahkan Fatah-2, penerus Fatah-1. Para pejabat Iran mengatakan rudal-rudal tersebut menargetkan sistem rudal anti-balistik Israel, yang dirancang untuk mencegat rudal jarak jauh.
Rudal tersebut dapat bermanuver dan diluncurkan dengan kecepatan antara Mach 5 dan 20. Fateh-2 memiliki panjang 1.500 km, sedikit lebih panjang dari yang sebelumnya. Rudal-rudal tersebut dapat mengubah arah untuk menghindari pertahanan anti-rudal Israel.
Dari rudal balistik hingga rudal jelajah dan roket yang terbang rendah, Israel telah mengerahkan banyak sistem untuk melawan serangan. Banyak perhatian telah diberikan pada sistem Iron Dome, namun Iron Dome dikatakan sebagai lapisan terbawah sistem pertahanan rudal Israel dan bukan sarana utama rudal balistik Iran.
Menurut Organisasi Pertahanan Rudal Internasional (IMDO), Sistem Pertahanan Rudal Tingkat Lanjut Iron Dome adalah senjata David melawan ancaman jarak pendek dan menengah.
David Sling, sebuah proyek gabungan antara RAFAEL Advanced Defense Systems Israel dan perusahaan pertahanan AS Raytheon, akan menggunakan rudal balistik antarbenua Stunner dan Skyceptor untuk menghancurkan target hingga jarak 300 kilometer.
Di gendongan David adalah sistem Arrow 2 dan Arrow 3 Israel yang dikembangkan bersama Amerika Serikat. Menurut CSIS, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk selama fase akhir pendaratan rudal tepat sasaran.
Menurut Aliansi Pertahanan Rudal, Tier 2 memiliki panjang 90 km dan tinggi 51 km. Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik yang berada di luar angkasa sebelum memasuki kembali atmosfer saat rudal tersebut mendekati sasarannya. Tonton video “Video Israel setelah serangan terhadap pabrik rudal Iran: misi tercapai” (fyk/file)