Jakarta –
Donald Trump, bersama dengan politisi Partai Republik Vivek Ramaswamy, telah menunjuk Elon Musk untuk mengepalai departemen pemerintahan baru yang disebut Departemen Efektivitas Pemerintahan (DOGE). Tujuannya adalah untuk mengurangi belanja publik.
Diketahui, Elon Musk menyukai ekonomi dan efisiensi serta tak segan-segan memecat karyawan perusahaannya. Proses pembuatan mobil Tesla sangat efisien sehingga menghasilkan keuntungan yang tinggi. SpaceX kemudian menjadi terkenal karena mampu meluncurkan roket yang dapat digunakan kembali sehingga menekan biaya.
Setelah membeli Twitter yang kini bernama X pada tahun 2022 seharga $44 miliar, Musk pun langsung melakukan perubahan drastis. Hanya dalam beberapa minggu, dia memberhentikan banyak karyawan X, turun dari sekitar 8.000 menjadi hanya 1.500.
Namun saat ini, terlihat jelas bahwa Elon Musk gemar memberhentikan karyawannya demi perekonomian.
“Ide efisiensi adalah membiarkan orang pergi,” kata Alex Waddon, profesor politik di Universitas Leicester, seperti dikutip ANBALI NEWSINET dari BBC.
Nah, dengan sikap tersebut, Elon Musk selama menjalankan DOGE juga akan banyak memecat pegawai negeri sipil AS. Kalaupun dilakukan, hal ini sangat sulit karena, seperti di Indonesia, sulitnya memecat pegawai negeri di AS, berbeda dengan perusahaan swasta.
Salah satu musuh bebuyutannya akan menghalangi Musk: undang-undang ketenagakerjaan. Tesla adalah satu-satunya produsen mobil besar AS yang tidak mempekerjakan pekerja di serikat pekerja.
“Sebaliknya, pegawai pemerintah federal menikmati perlindungan ketenagakerjaan yang kuat yang akan menghambat dan mungkin membuat pemotongan belanja Musk tidak mungkin dilakukan. Dari semua perusahaan yang dikelolanya, Musk paling sedikit pengalaman mengelola pegawai sektor publik,” ANBALI NEWSINET mengutip ucapan The Guardian.
Tonton video. Kampanye Trump Elon Musk Isyaratkan Perang dan Setan Besar (fyk/afr)
