Kemenperin Dorong Produsen Bikin LCGC Hybrid di Indonesia

Jakarta –

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong produsen mobil membuat mobil ramah lingkungan berbiaya rendah atau LCGC hybrid di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pasar dan mengurangi emisi karbon di dalam negeri.

Dodiet Prasetyo selaku Direktur Industri Maritim, Alat Angkut dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian mengatakan penjualan LCGC cukup tinggi di Indonesia. Ia ingin memperbaiki rekor bagus tersebut dengan meluncurkan varian hybrid.

Tentu kami mendorong produsen untuk memasukkan teknologi hybrid ke dalam LCGC, kata Dodiet Prasetyo dalam forum diskusi yang digelar di Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).

Intinya satu, kita ingin memperbaiki apa yang sudah baik. Lalu kita berkontribusi pada pengurangan emisi dan ketahanan energi. Kita ingin memperbaiki apa yang sudah efisien menjadi lebih efisien, tambahnya.

Penjualan LCGC tahun lalu mencapai 204.705 unit dengan pangsa pasar 20,3 persen. Nominal tersebut meningkat 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dodiet menegaskan, usulan LCGC hybrid sedang dalam tahap kajian dan pembahasan internal. Kementerian Perindustrian dan beberapa pihak terkait tengah menganalisis sejauh mana potensi kendaraan tersebut untuk diluncurkan di Indonesia.

“Kami sedang melakukan kajian internal, apakah kendaraan LCGC bisa dibekali hybrid? Bisa bertenaga atau ringan. Kalau bisa digabungkan akan berkontribusi pada penghematan bahan bakar dan transisi energi,” ujarnya.

Tentu saja hal itu kami sampaikan, posisi saat ini masih menganalisis apakah memang bisa. Ya, kita berharap kedepannya ada LCGC hybrid di Indonesia, imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kukuh Kumara selaku Sekretaris Jenderal (Sekum) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengamini usulan Kementerian Perindustrian. Menurutnya, LCGC sudah tidak lagi dianggap murah. Itu sebabnya penambahan teknologi hybrid seharusnya tidak menjadi masalah.

“Menariknya, kita bisa ke sana kalau volumenya besar. Volume LCGC besar tapi teknologinya berubah. Tidak bisa membuang sebanyak itu, jadi solusinya hybrid,” kata Kukuh Kumara di tempat yang sama.

“Karena mobil ini sudah tidak murah lagi, dibandingkan dengan yang lain, emisinya sudah tinggi. Baik baru atau lama, kalau produknya bisa diminati konsumen, ini menarik,” imbuhnya.

Sebagai catatan, saat ini ada lima model LCGC yang dijual di Indonesia, yakni Toyota Calya, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Daihatsu Sigra, dan Honda Brio Satya. Simak video “Video: Polemik: iPhone 16 Dilarang Masuk RI Karena TKDN Belum Tuntas” (sfn/rgr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top