Jakarta –
Polusi udara tertinggi terjadi di kota Lahore, yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Pakistan. Tingkat polusi yang tinggi ini menyebabkan banyak orang mengunjungi rumah sakit dan klinik swasta, menurut dokter di negara tersebut.
Pada saat yang sama, pihak berwenang memperingatkan bahwa jika warga tidak memakai masker dan tidak mengikuti instruksi pemerintah lainnya mengenai “asap”, mungkin akan terjadi penutupan total dalam waktu dekat.
Peringatan itu muncul setelah sebagian besar penduduk Lahore, yakni 14 juta orang, tidak memakai masker. Menurut dokter, kebanyakan orang mengeluh batuk atau mata terbakar.
“Puluhan ribu pasien pernafasan memasuki rumah sakit dan klinik setiap minggunya,” Salman Kazmi, wakil presiden Asosiasi Medis Pakistan, mengatakan kepada AP News.
“Ke mana pun kita pergi, kita melihat orang-orang batuk, tetapi mereka masih jarang memakai masker,” imbuhnya.
Lahore dinobatkan sebagai kota paling tercemar di dunia pada Rabu pagi, dengan indeks kualitas udara mencapai rekor tertinggi lebih dari 1.100. Jauh di atas angka 300 yang dianggap berbahaya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sejak bulan lalu, kota ini dilanda asap beracun. Awal pekan ini, pihak berwenang menutup sekolah-sekolah di Lahore. Pada hari Rabu, mereka menutup sekolah di 18 distrik terdekat.
Menteri senior Punjab Marriyum Aurangzeb mengatakan 50 persen pegawai pemerintah di Lahore telah diminta untuk bekerja dari rumah hingga minggu depan.
Pemerintah kota juga melarang memanggang makanan tanpa filter, penggunaan becak motor, balai pernikahan harus tutup pada pukul 10 malam. Pemerintah juga berusaha mencari cara untuk mendorong hujan buatan untuk memerangi polusi. “Polusi udara juga ada di dalam ruangan, yuk kenali pemicunya!” tonton videonya. (ketukan/kn)