Usai Festival Vegetarian, Phuket Pusing dengan Sampah Petasan

Phuket –

Festival Vegetarian adalah salah satu tempat wisata Thailand. Ada permasalahan di balik keberhasilan festival dalam menarik wisatawan; Kerupuk adalah sampah.

Melansir Tiger pada Rabu (16/10/2024), Pemerintah Kota Phuket tidak hanya menangani limbah dari kemasan bekas atau sisa kembang api, namun juga bahaya kebakaran akibat kembang api sisa festival vegetarian.

Menurut Wakil Walikota Phuket Subot La-Onbet, sejumlah besar limbah kembang api dikumpulkan setelah prosesi jalanan harian festival dan aktivitas kuil, yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 12 Oktober.

Setelah petasan dinyalakan, ada kemungkinan terjadi kebakaran karena seluruh bagian petasan tidak meledak. Petasan yang tidak terpakai dibuang sebagai sampah.

Subot mengatakan kembang api yang tidak terpakai dibuang ke tempat pembuangan sampah akan menimbulkan kebakaran. Ia mengunjungi lokasi tersebut untuk mendiskusikan cara membuang limbah petasan dalam jumlah besar dengan aman bersama pejabat dari tim pengelolaan limbah Departemen Teknik Kota Phuket.

Tantangannya adalah mencegah sisa mesiu menyala dan memicu kebakaran TPA, terutama setelah musim hujan berakhir dan cuaca menghangat, ujarnya.

Pihak berwenang telah diinstruksikan untuk menjaga kewaspadaan di tempat pembuangan limbah untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Namun, selain kewaspadaan, pilihan untuk mengambil tindakan segera terbatas.

Suphot juga menyoroti perjuangan yang sedang berlangsung di pabrik pembuangan limbah padat Sappan Hin, yang memproses sekitar 1.100 ton sampah setiap hari, dengan kapasitas insinerator yang hanya 700 ton. Mengutip The Phuket News, situasinya memburuk karena insinerator lama mengumpulkan lebih dari 10.000 ton sampah.

“Menjelang musim turis, jumlah sampah diperkirakan mencapai 1.500 ton per hari, sehingga semakin membebani sistem pengelolaan sampah kota,” kata Subot.

Dalam berita terkait, Phuket sedang bergulat dengan krisis sampah yang semakin meningkat seiring dengan pesatnya pariwisata pascapandemi. Pabrik pembuangan sampah di pulau tersebut sekarang menghasilkan 1.100 ton sampah setiap hari, meningkat secara signifikan dari 742 ton pada tahun 2022 dan 961 ton pada tahun lalu, menurut Wakil Gubernur Norasak Suksambun.

Norasak menyoroti tantangan-tantangan ini pada Forum Kebijakan Pariwisata Antar Pulau ke-25, di mana 150 pemimpin pariwisata global dan pembuat kebijakan berkumpul untuk membahas masa depan pariwisata, isu-isu keberlanjutan dan strategi perubahan iklim. Simak video “Video: UIPM upayakan izin Kemendikbud” (bnl/fem).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top