Internet Lancar, Nelayan Tangkap Sotong Makin Gencar

Kepulauan Anambas –

Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam yang berasal dari laut. Satunya lagi di Kabupaten Pulau Anambas, Kepulauan Riau.

Seperti diketahui, Kepulauan Anambas terdiri dari 25 pulau dan 26 pulau berpenghuni. Lokasi dan kelimpahan air (98%) membuat sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan.

Selain itu, ketersediaan internet juga membantu meningkatkan produktivitas nelayan. Hal inilah yang dilakukan sekelompok nelayan di Desa Genting Pulur, Kecamatan Gemaja Timur.

Genting Pulur merupakan salah satu desa penerima manfaat Program Akses Internet USO (Universal Service Obligation) dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital RI. Fokus membangun tower BTS. Menara BTS 4G ditempati oleh operator seluler XL Axiata.

“Bakti (Internet) diperuntukkan bagi para nelayan, khususnya nelayan, fishing ground. Yang mencari informasi penangkapan ikan dan sotong,” jelas salah satu nelayan di Desa Ulu Maras, Tabli Aliama. (46) ANBALI NEWS beberapa waktu lalu.

Tabli dan nelayan lainnya membentuk Persatuan Nelayan Desa Ulu Maras. Kelompok ini dibentuk untuk mencari solusi guna meningkatkan penghidupan para nelayan.

“Menurut saya, Internet punya peran untuk kelompok ikan. Perannya misalnya kita ingin menjual ikan ke masyarakat,” jelas Tabli.

Selain mencari informasi dan penangkapan ikan komersial, nelayan menggunakan Internet untuk berhubungan dengan keluarga atau nelayan lain di luar negeri. Sebelum BAKTI, ia dan teman-temannya biasa menggunakan Internet di sekolah-sekolah seperti SMA dan SMP.

“Dengan adanya BAKTI, saya dan para nelayan tidak perlu lagi menggunakan internet untuk keluar,” kata Tabli.

Ia berharap jaringan internet BAKTI kedepannya dapat terus diperluas. Bahkan di daerah terpencil yang tidak ada akses internet (daerah kosong).

Oleh karena itu, nelayan bisa bernegosiasi, kata Tabli.

Ikan dijual melalui WhatsApp

Tabli pergi ke pantai setiap hari jika cuaca bagus. Ikan potong, makarel, dan ikan pari adalah jenis ikannya.

“Di sini ikan lele harganya Rp 60.000 per kg, sedangkan ikan kecil harganya Rp 35.000. Saya jual ikan tenggiri Rp 65.000 per kg,” kata Tabli.

Hasil tangkapannya diberikan kepada pengepul untuk dijual. Penghasilan harian Tabli juga terpengaruh karena kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi.

“Kalau saya uang paling banyak Rp 800.000 per hari. Ya kadang 2 kg, lebih Rp 100 ribu,” tambah Tabli.

“Kadang-kadang tidak paham, hanya punya dua, tiga,” lanjutnya.

Jika ada yang tertangkap, Tabli menjual sotong atau ikannya ke tetangga atau teman. Kontak tersebut difasilitasi melalui pesan WhatsApp dengan bantuan istrinya.

“Istri saya menjual sebagian ikan saya ke teman-temannya melalui WhatsApp,” kata Tabli.

Selain menjual kepemilikannya, Tabli juga memanfaatkan internet untuk menjalankan bisnis manufaktur sepeda motornya. Namun, karena kesehatannya terus menurun, bisnisnya pun menurun.

“Melalui internet, kita mungkin pernah berbisnis. Beli barang lewat Shopee, pesan lagi barang yang ingin kita jual,” kata Tabli.

“Kemarin saya sakit. Saya pindah pekerjaan karena tidak mampu lagi menggaji karyawan. Saya tidak bisa mengembangkan usaha,” lanjutnya.

Di sisi lain, Staf Humas BAKTI Komdigi Erdita Sianipar mengatakan, pihaknya hadir di luar negeri, luar negeri, dan daerah tertinggal (3T) untuk membandingkan akses informasi dan informasi guna memajukan atau mengembangkan perekonomian daerah.

“Tujuan utama kehadiran BAKTI Komdigi di daerah perbatasan, terpencil dan tertinggal khususnya Kepulauan Anambas adalah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Pulau Anambas,” jelas Dita.

“Indonesia memiliki tantangan geografisnya sendiri, sehingga banyak daerah, terutama perbatasan dan terpencil, daerah tertinggal yang sulit diakses secara digital, sehingga kami hadir dengan harapan dapat menutup kesenjangan tersebut,” lanjutnya.

ANBALI NEWS bekerja sama dengan BAKTI Kementerian Komunikasi Digital (ComDG) melaksanakan proyek Batas Pos untuk menilai pembangunan ekonomi, pariwisata, pembangunan infrastruktur dan pemerataan akses Internet di daerah 3T (tertinggal, perbatasan dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.ANBALI NEWS.com! Saksikan video “Akses Internet Tingkatkan Pembelajaran Siswa SD Area 3T” (prf/ega)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top