Jakarta –
Sebuah pesawat Air New Zealand mendarat di Bandara Sydney pada Sabtu (19/10/2024) malam, diliputi ancaman bom. Penumpang tidak bisa langsung turun dari pesawat.
Melansir Stuff.co.nz, pada Minggu (20/10), penerbangan yang dibom adalah NZ-247 dari Wellington, Selandia Baru menuju Sydney. Pesawat tiba pukul 17.40 waktu Australia.
Ancaman bom muncul sesaat sebelum pesawat mendarat. Unit operasi taktis, paramedis dan petugas pemadam kebakaran dipanggil ke tempat kejadian.
Kepala Integritas dan Keselamatan Air New Zealand, Kapten David Morgan, mengatakan aturan keselamatan standar telah diterapkan.
Petugas darurat memeriksa pesawat setelah mendarat dan orang-orang sudah bisa turun,” katanya.
Akibat kejadian tersebut, penerbangan pulang NZ-248 dari Sydney menuju Wellington yang dijadwalkan membawa 152 penumpang dibatalkan.
Juru bicara Kepolisian Federal Australia (AFP) mengatakan anggota AFP di Bandara Sydney merespons dengan cepat insiden di pesawat dalam perjalanan menuju bandara.
“Penyelidikan sedang berlangsung. Tidak ada ancaman terhadap masyarakat,” kata juru bicara tersebut.
Menurut 9 News, layanan darurat dihentikan dalam waktu satu jam setelah pesawat mendarat. Kemudian pesawat Airbus berangkat ke stasiun. Untungnya Sydney adalah tujuan penerbangan pertama sehingga pendaratan segera dilakukan.
Namun, RNZ melaporkan penumpang harus menunggu lama untuk turun. Pengemudi lain mengatakan bahwa dia telah berdiri selama satu setengah jam di aspal.
“(Kami) diberitahu ada ancaman bom. (Mereka) tidak mengizinkan kami,” ujarnya.
“Banyak polisi dan kendaraan darurat sedang berpatroli,” tambahnya.
Insiden ini pertama kali diberitakan di beberapa media sebagai ancaman bom.
Sebelumnya, 19 penerbangan dari maskapai penerbangan India yang berbeda juga menghadapi ancaman bom pada minggu ini. Merasa kalah, pemerintah pun mencari pelakunya. Setelah diselidiki, ternyata kejadian tersebut merupakan lelucon anak di bawah umur di media sosial. Tonton video “Pesawat India melakukan pendaratan darurat di Türkiye karena ancaman bom” (wkn/fem)
