Jakarta –
Menteri Keuangan (Wamenku) Angito Abimanyu mengaku “memesan” Presiden Prabowo Subiano 6 bulan sebelum pelantikan Kabinet Merah Putih. Sejak terpilih menjadi presiden, Prabowo kabarnya telah mengumpulkan pakar dari berbagai universitas ternama, termasuk dirinya.
Angito mengatakan, Prabowo telah mengorganisir semacam kemunduran bagi mereka yang berada di luar kabinet. Selain para ahli, turut pula dikumpulkan para prajurit dan lulusan Akademi Militer (Akmeel).
“Pertama di Humblang, saya menghabiskan waktu 2-3 hari untuk mencari pembicara terbaik di dunia. Itu kelompok kecil, biasanya masih di luar kantor. Jadi saya bilang selama 6 bulan sebenarnya saya tidak bisa bergerak karena saya punya Sudah booking sama dia, aku sudah punya tiketku “10 kembalian karena sesampainya di rumah kita memintanya untuk kembali, sesampainya di rumah kita suruh dia kembali,” ujar Anjito pada acara Dies Natalis ke-15 dan Lustrum III Universitas Mada (UGM) Tahun 2024 yang semula diperingati pada Senin (28/10/2024).
Menurut Angito, gagasan kembalinya kabinet Merah Putih di Magelang merupakan hal yang luar biasa dan patut ditiru oleh instansi yang ingin meningkatkan sumber daya manusia (SDM)-nya. Kegiatan ini disebut “metode militer”, tetapi bukan militer.
“Jadi kemunduran di Magelong ini adalah sebuah game changer, ini bukan militerisme, tapi cara militer, disiplin, dan cara militer membangun hubungan antar anggota kabinet. Dalam 34 tahun karir saya, dalam 30 tahun, saya belum pernah menjadi seorang pemimpin. Menteri. Tidak merasakan hubungan antar kelompok. Oleh karena itu, para anggota “meluluhkan hati kami,” kata Angito.
Sebab menurutnya (Prabovo), kelemahan negara kita terletak pada lemahnya disiplin, tanggung jawab, dan berani mengambil keputusan, imbuhnya.
Saat Prabowo dilantik ke Kabinet Merah Putih, Angieto mengaku tak banyak bertanya soal alasan dan lain-lain. Menurutnya, ini perintah yang harus dilaksanakan.
“Aku tidak pernah bertanya kenapa aku, kenapa aku? Aku tidak pernah bertanya seperti itu, menurutku itu pertanyaan bodoh. Jadi kalau kita disuruh, laksanakan saja perintah itu. Tak perlu minta, yang penting bahwa kita mendapat perintah Allah dan para pemimpin memberi kita jaminan,” katanya.
Sebagai informasi, Anjito merupakan dosen dan direktur Departemen Ekonomi dan Perdagangan Sekolah Profesi UGM. Pria kelahiran 1963 ini juga menjabat Kepala Badan Kebijakan Perpajakan (BKF) Kementerian Keuangan periode 2006-2010. (bantuan/budak)