Ditopang Kas US$ 1,2 M, Chandra Asri Catat Likuiditas Kokoh hingga Q3 2024

Jakarta –

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memiliki likuiditas yang kuat hingga akhir Q3 2024, dengan total modal dan setara kas mencapai US$ 1,2 miliar. Selain itu, ekspansi strategis dan kerja sama internasional mendukung visi Chandra Asri untuk menjadi pemimpin di sektor energi, kimia, dan industri di Asia Tenggara.

“Per 30 September 2024, PT Chandra Asri Pacific Tbk melaporkan likuiditas yang kuat sebesar US$ 2,3 miliar yang mana US$ 1,2 miliar di antaranya berupa kas dan setara kas, serta US$ 800 juta pada perusahaan sekuritas dan revolving credit,” kata Chandra. Asri, CEO Suriandi, mengatakan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/10/2024): “300 juta dollar AS.”

Selain itu, Suriandi menegaskan Chandra Asri telah memperkuat komitmennya terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui akuisisi SECP yang diperkirakan memiliki aset US$ 8-10 miliar.

Akuisisi ini meningkatkan keamanan energi dan mendukung sektor kimia dan sistem lokal dengan memastikan pasokan produk-produk penting seperti minyak, bahan bakar jet, etilen, dan polietilen.

Sementara itu, ekspansi ke ASEAN mendukung visi TPIA sebagai “pemimpin energi, bahan kimia, dan solusi di Tenggara.” Rencana ini memperluas kehadiran Chandra Asri secara global, meningkatkan perkiraan pertumbuhan pasar sebesar 4,5% pada tahun 2024 dan PDB ASEAN, yang diperkirakan mencapai US$ 4,5 triliun pada tahun 2030.

“Kerja sama dengan Glencore dan akuisisi SECP tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global, namun juga mendorong inovasi. Oleh karena itu, hal ini akan meningkatkan daya saing industri di sektor energi dan kimia sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara,” tegas Suriandi.

Sepanjang Januari hingga September 2024, TPIA mencatatkan EBITDA positif sebesar US$ 41,6 juta, meski menghadapi tantangan pasar global. Perseroan juga telah menyelesaikan kegiatan pemeliharaan yang direncanakan pada kuartal III-2024 yang sedikit mempengaruhi kapasitas produksi.

Namun menurut Suriandi, langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas dalam jangka panjang sehingga bermanfaat bagi daya saing perseroan di pasar.

“Dengan meningkatkan operasional dan meningkatkan fasilitas pada masa pemeliharaan saat ini, Chandra Asri memposisikan diri untuk kemudahan pengoperasian dan kinerja yang lebih baik di masa mendatang,” jelas Suriandi.

TPIA meningkatkan peringkat ESG-nya dengan menerima peringkat BBB dari MSCI dan menurunkan Skor Risikonya dari 16,6 menjadi 16,3 menurut Morningstar Sustainalytics. Hal ini menempatkan perusahaan ini sebagai yang terdepan dalam industri kimia global, membuka jalan bagi pembiayaan berkelanjutan seperti pinjaman terkait keberlanjutan.

“Merger dengan Glencore dan akuisisi SECP tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global, namun juga mendorong inovasi, sehingga meningkatkan daya saing industri di sektor energi dan kimia sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan negara,” kata Suriandi.

Tonton videonya: Video Counterpoint: Pasar Smartphone Global Bakal Tumbuh 2 Persen di Q3 2024, Samsung Jadi Top Sellernya.

(anl/ijja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top