Jakarta –
Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat setelah Iran menembakkan sedikitnya 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober 2024. Latihan ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dan diperkirakan akan terus berlanjut.
Perang ini tentu berdampak pada perekonomian kedua negara hingga menyebabkan keduanya terpuruk. Jenis apa itu? Perhatikan beberapa perbedaan situasi ekonomi Israel dan Iran setelah mereka menghadapi perang berikutnya.
Berdasarkan artikel ANBALI NEWSFinance yang dimuat Reuters pada 19 April 2024 dan Deutsche Welle (DW) pada 2 Oktober 2024, berikut beberapa dampak konflik Israel dan Iran terhadap perekonomiannya: 1. Pertumbuhan ekonomi
Perekonomian Israel menyusut 19,4% pada kuartal keempat tahun 2023 pasca perang dengan Hamas. Secara keseluruhan perekonomian Israel tumbuh 2% atau kurang pada tahun ini, dibandingkan dengan 6,5% pada tahun lalu.
Sedangkan menurut badan statistik, pertumbuhan ekonomi Iran diperkirakan mencapai 5,1% pada kuartal keempat tahun 2023.2. Mata uang dan nilai tukar
Tingkat inflasi Israel telah turun ke rekor terendah sebesar 2,6% pada Januari 2024. Namun bank sentral Israel dan beberapa pihak menyatakan perekonomian Israel akan pulih pada tahun 2025.
“Bank of Israel memperkirakan ekonomi akan tumbuh 2% pada tahun 2024 dan 5% pada tahun 2025,” tulis laporan Reuters, Jumat (19/4/2024).
Sementara itu, Iran masih menghadapi inflasi tinggi yang mencapai 35,8% pada Februari 2024.
DW menyebutkan, pada Oktober ini nilai tukar Iran terhadap satu dolar AS di pasar gelap adalah 580.000 rial (sekitar 212 ribu). Pada tahun 2015, satu dolar AS bernilai 32.000 (sekitar Rp 11.714).3. pemasukan dan pengeluaran
Menurunnya perekonomian Israel disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan investasi swasta sebesar 26,9%, penurunan ekspor sebesar 18,3%, dan penurunan investasi real estate khususnya bangunan tempat tinggal sebesar 67,8%.
Sejak perang dengan Hamas, Israel juga mengalami kesulitan dengan meningkatnya belanja pemerintah, yang naik 8,3 persen pada tahun lalu. Pengeluaran, terutama di sektor militer dan kompensasi untuk dunia usaha dan keluarga korban, meningkat sebesar 88,1%.
Sementara itu, Iran juga mengalami penurunan di berbagai sektor, termasuk pertanian dan energi. Namun ekspor Iran ke Tiongkok, terutama di sektor minyak, meningkat sebesar 21,8%.
Analis energi Vortexa mengatakan peningkatan ekspor disebabkan oleh jaringan pipa ilegal. Iran dilaporkan menjual rata-rata 1,56 juta per hari.
Dalam laporan bulan Juni 2024.4, Vortexa menulis: “Meningkatnya harga minyak, permintaan yang kuat dari Tiongkok, dan meningkatnya jalur pelayaran gelap telah membantu meningkatkan ekspor Iran.” PDB dan pendapatan per kapita
Meskipun pendapatan minyak Iran meningkat, perekonomian mereka masih buruk dalam hal PDB. PDB Iran mencapai US$413,5 miliar dan Israel mencapai US$525 miliar.
Dalam hal pendapatan per kapita, Iran masih tertinggal jauh dengan pendapatan sebesar US$5.508 per tahun, sedangkan Israel akan mencapai US$51.945 per tahun pada tahun 2023.
Inilah perbedaan situasi ekonomi Israel dan Iran setelah perang, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pendapatan, pengeluaran dan PDB keduanya.
Saksikan video “Video: Google memperkirakan ekonomi digital RI akan mencapai US$90 miliar tahun ini” (kiri/baris)