Meski di Wilayah 3T, Birokrasi Sat-set Berkat Internet di Kantor Desa

Pulau Anambas –

Pemerintah gencar menerapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) yang dilindungi undang-undang melalui Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018. Kebijakan tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memberikan pelayanan kepada instansi pemerintah, pegawai negeri sipil, pelaku usaha, masyarakat, dan unsur administrasi publik lainnya.

Dengan SPBE diharapkan tercapai tata kelola pemerintahan yang bersih, efisien, transparan, dan akuntabel untuk menjamin pelayanan publik yang berkualitas dan andal, serta integrasi sistem pemerintahan berbasis elektronik dan peningkatan efisiensi.

Penerapan SBPE menyentuh tingkat pemerintahan yang paling dasar, yakni desa. Tak terkecuali desa-desa di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan perbatasan). Salah satu desa wilayah 3T yang dilaksanakan SPBE berada di Kecamatan Jamaja Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu Desa Rewak.

Adanya SPBE di Desa Revak tidak lepas dari hadirnya akses internet yang berdampak pada perubahan sistem administrasi dan pelayanan di desa tersebut. Menurut Cindy P. Vardani (24), Kepala Perencanaan Desa Rewak, sebelum akses internet diaktifkan oleh BAKTI Komdigi (sebelumnya Komainfo) di kantor desa, pihaknya harus mencari sinyal ke desa tetangga, Letung, yang jaraknya cukup jauh.

Cindy dalam pertemuan tersebut mengatakan, “Ke toilet sebelum Bati Aksi, kami banyak kesulitan di sini. Harusnya hari ini suratnya sudah selesai. Perjalanan ke Letong kami tunda dulu untuk mencari surat itu. Jadi suratnya akan ditulis besok. .” ANBALI NEWS beberapa waktu lalu.

Cindy melaporkan, Desa Revak efektif dijangkau oleh operator seluler Signal sejak 2019. Namun layanan yang tersedia saat itu hanya sebatas jaringan 2G saja yang hanya bisa digunakan untuk panggilan telepon dan SMS.

Seiring berjalannya waktu, sinyal 4G akhirnya masuk ke wilayah Desa Rewak pada periode 2020-2021. Namun karena keterbatasan bandwidth, penggunaannya hanya sebatas mengirim pesan melalui WhatsApp. Bahkan untuk menonton YouTube dengan lancar, warga desa harus mengakses internet pada tengah malam agar koneksi lancar.

Katanya, “Itu saja pak, kalau jam 12 tengah malam atau lebih bisa nonton YouTube. Tapi jangan begitu (pelan-pelan) karena banyak orang yang tidur.”

Untuk mengurus administrasi, Cindy dan kawan-kawan pun harus bekerja hingga larut malam menunggu koneksi internet lancar.

“Jadi sebelum Bakti Aksi, (kami) kerja malam. Kalau ke Latong, kami kerja malam, malamnya kami turunkan, paginya kami lakukan,” ujarnya lebih lanjut. ,

Untungnya, Badan Komunikasi dan Informatika (BAKTI) segera memperkenalkan rencana aksi (akses internet) dengan menyediakan infrastruktur berteknologi serat optik, radio link dan VSAT (satelit) di kantor mereka di desa. BAKTI Setelah mengakses Internet dari Komadigi, ia dan rekan-rekannya tidak perlu lagi pergi ke desa tetangga untuk mencari sinyal.

Cindy menuturkan, “Sekarang operasional BAKTI sudah masuk, alhamdulillah lancar. Dengan menunggu 1 sampai 2 menit saja sudah bisa (download). Lumayan, dari pada kita harus ke Letung setiap hari.”

Akses Internet BAKTI dimanfaatkan Cindy dkk untuk keperluan pengabdian kepada masyarakat seperti pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Surat Keterangan Cacat, Surat Bisnis, Surat Pengantar Nikah dan lain-lain. Selain itu juga digunakan oleh banyak birokrasi antarlembaga yang menggunakan aplikasi seperti SciCubes, Alsimil, dan Adaboo.

Cindy menjelaskan, “Pak, layanan aksi (internet) ini di desa sangat kami butuhkan karena semua pendahuluan (surat) harus diunduh atau surat pengantar (contoh) harus dicari.

Cindy berkata, “Kami memerlukan sinyal untuk aplikasi Cisquides. Karena sebelumnya Cisquides offline, sekarang sudah online.”

Sekadar informasi, Kfar Rabak berpenduduk 779 jiwa, termasuk 254 kepala keluarga. Mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah petani, nelayan, dan pedagang.

ANBALI NEWS bekerja sama dengan BAKTI dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Comdigi) melaksanakan program Tuple Boundaries untuk mengkaji pemerataan pertumbuhan ekonomi, pariwisata, infrastruktur, dan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, marginal, dan terluar). Nantikan terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di Tapalbatas.ANBALI NEWS.com! (AKN/EGA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top