Jakarta –
Pada tahun 2019, jumlah kelas menengah mengalami penurunan. Penurunan ini disebut-sebut sebagai konsekuensi dari kenaikan biaya hidup golongan tersebut. Berapa pengeluaran kelas menengah?
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kelas menengah menghabiskan antara Rp2 juta hingga Rp9,9 juta per bulan, kata Tauhid Ahmad, ekonom senior Institute for Economic Development and Finance (Indef).
“Contohnya kalau satu keluarga dibilang empat orang, berarti Rp 8 crore ya, kalau satu keluarga minimal empat, maka Rp 30-40 crore itu kelas menengah,” ujarnya kepada ANBALI NEWS, Sabtu. (5/10/2024).
Namun menurut data BPS, pengeluaran kelas menengah sudah mendekati batas bawah, yakni Rp 2 juta per bulan.
Dengan demikian, BPS menunjukkan kelompok kelas menengah lebih sulit untuk melompat karena rentan mengalami penurunan. Mereka bahkan khawatir ia akan terjerumus ke dalam kelas menengah dan rentan terhadap kemiskinan.
Belanja pemerintah tingkat menengah berkisar antara Rp874.000 hingga Rp2 juta per bulan. Pada saat yang sama, masyarakat berpenghasilan rendah menerima antara Rp 582.000 dan 874.000 per bulan.
Bhima Yudhishthira, Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Studies (Celios), saat dihubungi terpisah, mengatakan penurunan kelas menengah disebabkan sulitnya mencari pekerjaan bahkan setelah lulus kuliah. Selain itu, beban biaya masyarakat kelas menengah juga besar dan terus bertambah.
“Dalam Global Social Mobility Index 2020, Indonesia berada di peringkat 67 dari 82 negara, atau kategori sulit naik. Kalau mau mengenyam pendidikan tinggi di Indonesia juga sulit mencari pekerjaan, banyak pengangguran berpendidikan Tidak benar bahwa “Pendidikan akan membuat kita kaya”, katanya.
Bukti menurunnya kesejahteraan kelas menengah terlihat dari data BPS yang menunjukkan adanya koreksi pada belanja hiburan, kendaraan, barang tahan lama, sandang, dan kesehatan.
Di sisi lain, kelas menengah menghadapi biaya yang lebih tinggi dalam hal pajak, barang/jasa, perumahan, pendidikan dan makanan. Bhima mengatakan biaya yang lebih tinggi berarti pendapatan pribadi juga turun.
“Penurunan pendapatan pribadi disebabkan oleh semakin tingginya biaya pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, termasuk biaya sewa dan mobil,” jelasnya.
Menurut BPS, sebagian besar pekerjaan kelas menengah merupakan pekerjaan formal yang tergolong buruh, juru tulis, atau juru tulis.
Pada tahun 2024, pangsa pekerja formal kelas menengah akan sangat besar yaitu 53,76%. Kemudian kelompok tersebut memiliki 42,95% kelas menengah, 35,08% rentan miskin, dan 28,79% miskin. (ada/fdl)