Yakin Produksi Beras Bisa Tembus 37 Juta Ton/Tahun, Zulhas: RI Nggak Impor Lagi

Jakarta –

Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan (Zulhas) meyakini produksi beras dalam negeri bisa meningkat dari 34 juta ton menjadi 37 juta ton. Saat ini rata-rata produksi beras Indonesia hanya 31 juta ton.

Mantan Menteri Perdagangan ini mengungkapkan, salah satu cara meningkatkan produksi padi adalah dengan benih yang lebih baik. Menurutnya, jika benih yang digunakan berkualitas baik maka produksi bisa meningkat 10%.

Jadi kalau 10% saja kita bisa produksi 31.000.000 ton, kalau 10% saja jadi 3.000.000 ton, berarti kita dapat 34.000.000 ton kalau 34.000.000 ton itu kita tidak impor lagi. Jadi beginilah saya, apa masalahnya pembibitan tidak bisa berjalan lancar.

Zulhas berharap petani mendapatkan bibit yang lebih baik. Oleh karena itu, petani sebaiknya meminta untuk tidak mengelola benih sendiri, namun mencari benih yang baik dari perusahaan pemerintah dan swasta. Menurutnya, dengan varietas padi yang lebih baik, produksi padi bisa meningkat hingga 20%.

“Jadi untuk pembibitan di sini, Mas Arief (Kepala Badan Pangan Nasional) bilang, ‘Kalau semuanya berjalan baik, kita bisa tingkatkan 20% dari 31 juta produksi, kita tambah 6 juta ton. “( Jadi 37 juta ton) tidak perlu mengimpor kami.”

Zulhas mengatakan, saat ini benih yang bagus sudah jarang ditemukan di petani. Padahal, kualitas benih yang baik menjadi kunci peningkatan produktivitas.

“Karena [petani] punya benihnya masing-masing, maka petani memberikan benihnya sendiri. Kita ingin benih itu punya standar kualitas terbaik untuk meningkatkan produksi. Itu sebabnya,” ujarnya.

Informasi tersebut disampaikan Zulhas saat meninjau sawah di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Lapangan yang diperiksa adalah PT Sang Hyang Seri. BUMN juga bekerjasama dengan swasta untuk memproduksi beras, salah satunya PT Tani Optima.

Ketua sekaligus Ketua Umum PT Tani Optima Budi Tanaka mengatakan, pihaknya menguasai lahan seluas 350 hektar (ha) milik Sang Hyang Seri. Benih yang digunakan diklaim memiliki tingkat produksi lebih tinggi dari tingkat nasional yaitu 7 ton per hektar.

“Harapannya tahun depan kita bisa mencapai double digit, lebih dari 10 ton, itu harapan dan tujuan kita disini. Dan begitulah kita sukses, kita transfer ke petani”.

Selain menggunakan bibit terbaik, Tani Optima juga menggunakan teknologi modern dalam mengelola lahannya. Teknologi yang digunakan antara lain drone penyemprot, peta populasi, padi, dan serangga.

Jadi kita benar-benar menerapkan teknologi untuk meningkatkan hasil, seperti yang kita katakan tadi, untuk swasembada itu harus disebut hasil dengan memperkuat dengan memperbaiki pengelolaan tanaman yang baik, saya kira kita bisa lebih berswasembada pangan. Lebih mudah daripada penguatan,” katanya.

Tonton videonya: Zolhs tentang Surat Kementerian Desa: Insya Allah tidak akan terulang lagi

(tersedia/kertas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top