Jakarta –
Sekitar 71 ribu wanita usia subur di Indonesia telah memutuskan untuk tidak memiliki anak, tidak ingin mempunyai anak dalam pernikahannya. Keputusan ini disebut akan berdampak pada produktivitas negara akibat penurunan angka kelahiran.
Psikolog Veronica Adesla mengakui banyak alasan perempuan memilih tidak memiliki anak, di antaranya masalah psikologis dan finansial. Alasan memilih untuk tidak memiliki anak adalah karena Anda tidak ingin anak yang Anda asuh memiliki kehidupan yang buruk di kemudian hari.
“Seseorang bisa saja tidak mempunyai anak karena merasa belum siap untuk mempunyai anak, mungkin secara mental belum siap membesarkan anak, secara finansial belum siap membiayai anaknya untuk kebutuhan sehari-hari atau sekolah, dan hubungan yang belum siap. siap asuh anak,” kata Vero di ANBALI NEWS, Minggu (16/11/2024).
Menurut Vero, orang yang memilih untuk tidak melahirkan bukanlah orang yang egois, apalagi jika tidak melahirkan karena memikirkan kesehatan anak yang akan datang. Mereka mungkin khawatir tidak mampu merawat anak cacat mental yang mereka hadapi.
Budaya juga mempengaruhi penolakan perempuan untuk melahirkan. Dalam budaya patriarki di mana pengasuhan anak adalah tanggung jawab perempuan sepenuhnya, hal ini memengaruhi persepsi perempuan mengenai kesejahteraan emosional mereka saat berhubungan seks.
“Dimana nanti kalau sudah punya anak dia bertanggung jawab mengurus anak-anaknya,”
Di sisi lain, psikolog jebolan Universitas Indonesia, Nirmala Ika MPsi, mengatakan kepada ANTARA, keputusan untuk tidak memiliki anak sebaiknya diputuskan bersama pasangan dan berdasarkan kesepakatan.
Hal ini untuk menghindari permasalahan dan mengurangi dampak psikologis pihak luar yang masih hidup dalam budaya pernikahan yang membutuhkan anak.
Keputusan keduanya juga untuk saling mendukung ketika ada orang di luar sana yang mencoba mematahkan anggapan bahwa memilih untuk tidak memiliki anak adalah sesuatu yang salah, kata Nirmala. Tonton video “Video respon Veronica Tan terhadap maraknya infertilitas” (kna/kna)