Bappenas: Pariwisata Bisa Jadi Andalan Penyangga Ekonomi, tapi…

Jakarta –

Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan pariwisata dinilai dapat menjadi penopang perekonomian Indonesia.

“Kita tahu bahwa wisatawan memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, baik pariwisata internasional maupun lokal, kita benar-benar dapat mengandalkan mereka sebagai platform untuk pertumbuhan kekayaan kita, maka kita perlu menyadari apa yang baik untuk sektor ini. ,” ujarnya pada acara CORE Economic Outlook 2025. di Taman Ismail Marzuki. Jakarta, kata Antara, Senin (25 November 2024).

Pada triwulan III tahun 2024, jumlah pengunjung (wisatawan) mencapai 10,7 juta orang dengan rata-rata 1.375,08 dolar Amerika Serikat (AS) per kunjungan. Untuk wisatawan nusantara (wisnus), pada September 2024 melakukan 757,96 juta perjalanan.

“Bisnis ini menjadi sangat penting,” kata Mr. Rakhmat. Oleh karena itu, Pemerintah tidak hanya tertarik pada industri pariwisata tetapi juga menyediakan sektor-sektor tertentu untuk fokus pada kebutuhan pariwisata saja. “

Sebelumnya, Kamis (21 November), Wakil Menteri Perekonomian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, jumlah kunjungan dan jumlah wisman ke Indonesia lebih sedikit dibandingkan Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Singapura.

Misalnya, pendapatan tahunan Indonesia sebesar 17 miliar USD, sedangkan Thailand mencapai 64,3 miliar USD/tahun.

Misalnya rata-rata biaya mengunjungi Australia adalah 5.100 USD, Thailand 1.610 USD, Singapura 1.060 USD, dan Indonesia hanya 1.050 USD.

“Jadi di tahun 2029 kita ingin kontribusi pariwisata di luar negeri bisa menghasilkan 32-39 miliar USD, angkatan kerja (di industri pariwisata) 29 juta orang, sehingga PDB (Produk Domestik Bruto) 5%, sekaligus meningkat. kesejahteraan rakyat (14,4%),” kata dan Winnie.

Dalam 5 tahun ke depan, rata-rata belanja pengunjung wisata diperkirakan sebesar 1.600 per dolar AS, nilai belanja pariwisata sebesar Rp 88,7 triliun, dengan ketentuan 13 jadwal Destinasi Wisata Prioritas/DPP (10 DPP dengan tiga kawasan tambahan) Rp 49,1 triliun.

Oleh karena itu, 10 tempat wisata ini dinamakan 10 Bali Baru, kelanjutan dari yang dulu karena 10 DPP itu sudah ada. Berdiri di 10 DPP ini, ada yang kita sebut termasuk 3 destinasi baru Bali, Kepulauan Riau (Kepulauan Riau) dan DKI.

Tonton video “Jokowi Ingin Pariwisata Indonesia Saingi Bhutan: Ada Kuota Wisatawan” (perempuan/perempuan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top