Kepulauan Anambas –
Jika singgah di Kepulauan Anambas, jangan lupakan oleh-oleh berupa kue atom yang lezat dan renyah. Kerupuk atom merupakan kerupuk yang terbuat dari campuran ikan tenggiri.
Jajanan ini merupakan oleh-oleh khas Kepulauan Anambas yang sayang untuk dilewatkan. Selain banyak ditemui di warung-warung, para pedagang juga kerap berjualan kerupuk nuklir di pelabuhan. Salah satunya Jaka.
Jaka memiliki perusahaan pemecah atom dengan merek Si Bolang. Nama Si Bolang diambil dari acara televisi berjudul sama yang difilmkan di Kepulauan Anamba. Salah satu pelakunya adalah putra Jaka. Setelah mendapat izin dari stasiun televisi tersebut, ia menggunakan nama itu untuk produknya.
Jaka menekuni bisnis perengkahan nuklir sejak tahun 2006. Hingga saat ini, ia masih setia menjualnya di pelabuhan Padang Melang. Selain menjualnya secara langsung, Jaka juga mempromosikan kue Si Bolang melalui WhatsApp Stories.
“Saya sedang mencoba internet. Saya sedang mencoba mengembangkan (bisnis) untuk mempromosikan diri. Tapi hanya sedikit,” kata Jaka saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.
Namun saat itu koneksi internet di tempat saya tinggal kurang bagus. Makanya, sebagai permulaan, dia membawa WiFi gratis ke kantor Kecamatan Jemaja. Akses WiFi di kantor kelurahan disediakan oleh Badan Aksesibilitas Informasi dan Telekomunikasi (BAKTI) Komdigi di era COVID-19.
“Saya ke kantor kecamatan untuk mempromosikan senjata nuklir saya melalui WhatsApp. Pesanan dari luar negeri juga mulai berdatangan ke sana,” kata Jaka.
Sejak dipromosikan melalui WhatsApp Stories, penjualan cracker nuklir Si Bolang mulai meningkat. Jaka mengatakan kue-kue tersebut saat ini dipesan dari Tanjung Pinang dan Batam.
“Kadang-kadang yang di kapal itu dari Tarempa dan sudah pesan, tinggal kita antar lagi,” tambah Jaka.
Dalam sehari, Jaka bisa mengolah 5 hingga 10 kilogram adonan, yang kemudian menjadi 100 hingga 120 bungkus kue atom. Jaka bisa menjual 70 hingga 80 paket setiap harinya. Harganya bervariasi antara Rp 10.000 hingga Rp 50.000, tergantung besar kecilnya kemasan.
Dalam sehari, Jaka rata-rata bisa meraup keuntungan bersih sebesar Rp 200.000. Selain kerupuk nuklir berbahan dasar ikan tenggiri, Jaka juga membuat kerupuk cumi. Ia menyadari kehadiran akses internet sangat membantu perkembangan usahanya hingga saat ini.
“Sebelum promosi, di sini hanya beli, tidak ada yang pesan dari luar negeri. Jadi sesampainya di sana, ada internetnya ya, ada yang pesan dari Batam, ada yang dari Tanjung Pinang. Jauh sekali,” kata Jaka.
Di sisi lain, Kepala Humas BAKTI Komdigi Erdita Sianipar mengatakan, pihaknya hadir di daerah perbatasan, terluar, dan tertinggal untuk pemerataan akses telekomunikasi dan informasi. Tujuan utamanya adalah mempercepat pertumbuhan sosial ekonomi khususnya di daerah 3T.
“Tujuan utama kehadiran BAKTI Komdigi dengan programnya di daerah perbatasan, pinggiran dan tertinggal khususnya di Kepulauan Anamba adalah untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kepulauan Anamba,” kata Dita.
Ia mengatakan, Indonesia memiliki tantangan geografis tersendiri yaitu kesulitan dalam hal akses digital. Oleh karena itu BAKTI Komdigi hadir dengan harapan dapat membangun jembatan antar daerah agar masyarakat lebih cepat mendapatkan informasi.
“Kemudian mereka juga bisa meningkatkan perekonomiannya melalui digitalisasi, mungkin dengan e-commerce, dan memperoleh informasi di berbagai bidang,” tutupnya.
ANBALI NEWS bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaksanakan program Batas Tapal untuk meninjau pembangunan ekonomi, pariwisata, infrastruktur, dan pemerataan akses Internet di daerah 3T (tertinggal, lintas batas, dan ekstrem). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.ANBALI NEWS.com! Saksikan video “Bersantai di Pantai Pulau Nongkat Setelah Petualangan Seru Kepulauan Anambas” (akn/ega)