Jakarta –
Jepang mencetak rekor bulan lalu dengan 3,31 juta pengunjung datang ke negara tersebut. Melemahnya yen disebut-sebut membantu mendongkrak sektor pariwisata.
Menurut Independent pada Kamis (21/11/2024), kunjungan wisatawan mencapai 30,2 juta wisatawan pada Oktober, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO). Jumlah ini sedikit di bawah rekor tahunan sebesar 31,9 juta pada tahun 2019.
JNTO mengatakan warna dedaunan musim gugur membantu meningkatkan permintaan pariwisata dari berbagai pasar di Asia, Eropa, dan Amerika Utara pada bulan lalu. Pada bulan Oktober, 11 negara dan wilayah melampaui rekor tahunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jepang.
Pada September tahun ini, wisatawan menghabiskan dana sebesar 5,86 triliun yen atau sekitar Rp 603 triliun di Jepang. Jumlah tersebut melebihi 5,3 triliun yen yang tercatat pada tahun 2023 atau sekitar Rp 545,3 triliun. Jumlah ini juga menjadi rekor baru.
Faktanya, belanja pariwisata, yang dianggap sebagai ekspor dalam neraca nasional Jepang, diperkirakan akan menjadi sektor ekspor terbesar kedua di Jepang setelah mobil. Sektor ini telah melampaui sektor komponen elektronik.
Awal tahun ini, direktur pemasaran Tourist Japan Dalia Feldman mengatakan perusahaannya mengalami peningkatan 11 kali lipat dalam permintaan dari India tahun lalu. Permintaan dari Uni Emirat Arab kini meningkat hampir delapan kali lipat.
“Mereka tampaknya paling tertarik dengan masakan Jepang dan alam,” kata Feldman.
“Sebagian besar pelanggan kami dari India dan UEA akan meminta untuk menambahkan lebih banyak tur kuliner serta perjalanan ke luar negeri ke tempat-tempat terpencil dan indah dalam rencana perjalanan mereka,” tambahnya.
Yen melemah terhadap dolar ke level terendah dalam 34 tahun. Hal ini pula yang menjadi alasan tumbuhnya pariwisata di Jepang. Menurut JNTO, hal ini merupakan kabar baik bagi perekonomian karena wisatawan menghabiskan rekor pengeluaran sebesar 1,75 triliun yen atau sekitar Rp 180 triliun pada kuartal pertama tahun 2024.
Di sisi lain, banyaknya wisatawan khawatir akan adanya pariwisata yang berlebihan di daerah-daerah populer.
Sebuah inisiatif telah diluncurkan oleh walikota kota Himeji di Jepang barat, yang mengusulkan gagasan untuk mengenakan biaya tiga kali lipat dari biaya biasanya sebesar 1.000 yen kepada wisatawan asing untuk memasuki kastil samurai terkenal di kota itu, surat kabar Asahi melaporkan. Tonton video “Keluhan Jepang terhadap Yen yang Lemah” (wkn/fem)