Jakarta –
Diabetes atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit umum yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan ini terjadi ketika gula darah (glukosa) lebih tinggi dari batas normal.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai kelompok umur, termasuk remaja. Hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes pada orang muda.
“Pemicunya (diabetes pada usia muda) adalah faktor genetik, dan mereka punya massa tubuh lebih, kalau kita punya indeks massa tubuh lebih tinggi dari target. Juga, mereka makan (makanan buruk),” kata dr. Em Yunir, SpPD-KEMD ditemui awak media pada acara #Hands4Diabetes yang diselenggarakan oleh Tropicana Slim pada Minggu (17/11/2024).
Ia menambahkan, kebiasaan remaja seperti malas berjalan-jalan bisa menjadi faktor risiko diabetes. Selain itu, ia mengatakan warna hitam bukanlah norma yang dilihat sebagian anak muda di kota-kota besar.
“Aktivitas fisik tidak kurang karena anak-anak jaman sekarang banyak yang beraktivitas di dalam ruangan, di kota-kota besar peluang untuk beraktivitas di luar ruangan semakin banyak, anak-anak bisa dihukum jika bermain di luar, karena itu kondisinya (pemuda) kurang baik,” dia dikatakan.
Ia juga mengatakan, kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti seringnya mengonsumsi makanan cepat saji, dapat membuat generasi muda rentan terkena diabetes.
“Saat ini makanan siap saji sangat mudah (didapatkan), hampir setiap jam kita sering memesan makanan secara online, jika lapar mintalah makanan lagi) terlebih dahulu,” kata dr. M Unir.
Terakhir, ia mengingatkan masyarakat bahwa kebiasaan buruk tidak hanya dapat meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga masalah kesehatan lainnya.
“Sel-sel ini akibat dari penyakit kanker, tentunya bukan hanya diabetes, penyakit yang tidak berhubungan seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes, sekelompok penyakit yang tidak dapat ditingkatkan. Simak videonya “Video: Olah raga 150 menit per minggu diperuntukkan bagi penderita diabetes” (kna/kna)