Jakarta –
Belakangan ini, makanan kesehatan seperti boba dan coklat terbaru di Dubai menarik perhatian banyak orang. Rasanya yang manis dan gurih kerap membuat orang ketagihan.
Namun, jumlah gula dan lemak dalam makanan penutup bisa jadi tidak sehat. Terutama mereka yang berisiko terkena masalah diabetes dan kolesterol.
Meski demikian, jajanan ini bisa dinikmati tanpa perlu khawatir akan membahayakan kesehatan Anda. Ahli gizi klinis Dr Christopher Andrian, MGZ, SPGK menekankan, penting untuk cerdas dalam mengonsumsi makanan tersebut.
Padahal kita perlu mengetahui apa saja yang masuk ke dalam tubuh kita, terutama dari segi komposisi dan kuantitas kalorinya, kata dr Christopher saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).
Dr. Christopher menjelaskan, minuman beralkohol atau makanan manis seperti coklat Dubai atau bahan sejenisnya tinggi kalori. Misalnya gula cair, susu dan krim.
Kombinasi zat tersebut mampu meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh jika dikonsumsi setiap hari. Ketika tubuh menerima lebih banyak kalori dari yang dibutuhkan, sisa kalori tersebut akan disimpan sebagai lemak.
Seiring waktu, hal ini dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang meliputi gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan lemak perut berlebih.
Lantas, bagaimana cara menikmati camilan ini tanpa khawatir lonjakan gula darah?
Menurut Dr. Christopher, makan makanan manis dan berlemak boleh saja. Kecuali jika dimakan berulang kali.
“Kadang-kadang enak sebagai camilan sehat atau camilan yang menyenangkan,” ujarnya.
Selain itu, fokuslah pada makanan sehat yang ingin Anda makan. Pilihlah porsi yang kecil, agar Anda bisa menikmatinya tanpa menambah terlalu banyak kalori.
“Kuncinya, apa yang masuk (dalam tubuh) harus konsisten dengan apa yang keluar. Dengan begitu, kita tetap sehat tanpa merasa terlalu dibatasi,” tutupnya. Tonton video “Video: Olahraga 150 menit per minggu dianjurkan untuk penderita diabetes” (sao/kna)