Jakarta –
Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Thomas Lembong sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula. Korupsi disebut merugikan negara Rp 400 miliar pada 2015-2016, saat ia masih menjabat Menteri Perdagangan (Mendag).
“TTL mengizinkan PT AP mengimpor gula pasir mentah sebanyak 105.000 ton,” kata Direktur Penuntutan Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Abdul Gohar dalam jumpa pers di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2024).
Tom Lembong, bernama lengkap Thomas Trikasih Lembong, merupakan salah satu ekonom berpengalaman Tanah Air. Terbaru, ia dikenal sebagai Ketua Tim Ekonomi Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 Anies-Chak Imin (AMIN).
Kegiatan Tom Lembong adalah: Ditunjuk oleh Jokowi sebagai Menteri Perdagangan
Tom Lembong diyakini pernah menjabat Menteri Perdagangan pada pemerintahan pertama Joko Widodo (Jokowi), di mana Rachmat Gobel digantikan Yusuf Kalla (JK). Saat itu, pengangkatannya cukup mengejutkan beberapa partai politik karena namanya jarang terdengar di publik.
“Pak Tom itu aktor beneran ya? Beliau juga punya pengalaman manajemen risiko di BPPN (Badan Penyehatan Bank Nasional), pernah di Morgan Stanley, pernah di Deutsche Bank. Saya kira pengalaman-pengalaman itu ada buat kita. Semoga bermanfaat.” kepada pimpinan kita,” kata Jokowi saat menjelaskan alasannya memilih Tom Lembong di Istana Negara, Jakarta, 13 Agustus 2015.
Tom Lembong disebut-sebut pernah menjadi sukarelawan untuk Jokowi pada kampanye 2014. Kedekatan personal ini disebut-sebut bisa menjadi titik awal yang bisa diandalkan bagi Tom Lembong untuk masuk ke kabinet utama BKPM
Setahun kemudian, pada Juli 2016, Tom Lembong menggantikan Enggartiasto Lukita. Ia kemudian ditunjuk Jokowi sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (IBPM) menggantikan Frank Sibaran.
Tom Lembong menjabat sebagai Kepala BKPM selama 3 tahun lebih hingga 23 Oktober 2019. Selama itu, ia banyak membantu Jokowi, termasuk memberikan “kecurangan” yang membuat gaduh di forum internasional.
Kebijakan Tom Lembong semasa menjabat Kepala BKPM tak luput dari kritik Bahlil Lahadalia yang menggantikannya sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM. Salah satunya terkait realisasi investasi yang sedikit.
Saya masuk tahun 2019, target investasi sekarang hampir dua kali lipat. Bedanya tahun 2023 Manajemen BKPM sudah jebolan Papua, kata Bahlil dari Institut Administrasi Dalam Negeri (IPDN), Jawa Barat, Kamis (11/7).
Tom Lembong tidak lagi menduduki jabatan strategis di pemerintahan setelah ia berhenti menjabat sebagai Kepala BKPM pada periode pertama pemerintahan Jokowi. Pada 2021, ia menjadi Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol (PJAA), bergabung dengan Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Tom Lembong bahkan menjadi kapten tim juara nasional AMIN. Saat itulah ia sangat kritis terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi, bahkan mengaku menyesal menjadi bagian dari kebijakan tersebut.
Tom Lembong, On3 Senayan, GBK, Jakarta, dalam diskusi bertajuk “Pemuda Harsa: Bangga Bersuara” pada Jumat (2/9), “Saya sangat menyesal karena pernah menjadi anggota pemerintah.”
Alasan Tom Lembong menyesal bergabung dengan pemerintahan Jokowi adalah karena strateginya dalam meningkatkan perekonomian Indonesia disebut belum sepenuhnya berhasil. Strategi yang disepakati gagal mengembangkan perekonomian Indonesia.
“Ada kalanya, berdasarkan data yang saya lihat, kita menerapkan strategi yang agak gagal. Kalau mau bekerja lebih banyak, kita banyak yang gagal,” jelas Tom Lembong.
Menurutnya, salah satu bentuk kegagalan tersebut adalah kegagalan pemerintahan Jokowi memperbaiki situasi kelas menengah Indonesia. Menurutnya, jumlah kelas menengah Indonesia belum mengalami pertumbuhan signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Tom Lembong berpendapat salah satu penyebabnya adalah arus investasi di Indonesia yang hanya terfokus pada industri padat modal dan bukan pada industri padat karya. Artinya, pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% hanya akan membawa sedikit manfaat bagi negara. (bantuan/das)