Jakarta –
Pekan lalu, menjelang Diwali, kualitas udara India berada pada titik kritis. Sebagai negara tetangga yang juga menderita akibat polusi, Pakistan melibatkan India dalam ‘diplomasi iklim’.
Seperti dilansir CNN, Kamis (7/11/2024), pejabat Punjab, provinsi terpadat di Pakistan dengan 127 juta jiwa, menulis surat kepada pemerintah India untuk membahas masalah polusi. Alasannya adalah kota-kota besar di Pakistan dan India menderita polusi udara yang parah, yang mengancam kesehatan jutaan orang.
Sekretaris Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Punjab Raja Jahangir Anwar mengatakan, “Kita memerlukan diplomasi iklim sebagai isu regional dan global. Kami menderita di Lahore karena koridor angin timur yang datang dari India.
“Kami tidak menyalahkan siapapun, itu fenomena alam,” imbuhnya.
Di India utara dan Pakistan timur, polusi meningkat setiap musim dingin, ketika awan kuning menutupi langit akibat limbah pertanian, pembangkit listrik tenaga batu bara, lalu lintas, dan para petani yang menghabiskan hari-hari tanpa udara.
India dan Pakistan mempunyai hubungan yang tegang dan terkadang bermusuhan selama beberapa dekade, namun seiring dengan memburuknya masalah udara beracun, kedua negara bertetangga tersebut terpaksa menghadapi tanggung jawab bersama.
Menurut IQAir, yang memantau kualitas udara global, Lahore, yang merupakan rumah bagi lebih dari 14 juta orang, mengalami indeks kualitas udara mencapai rekor tertinggi 1.900 di satu bagian kota pada Sabtu lalu. Angka ini lebih dari enam kali lipat tingkat bahaya bagi kesehatan.
Di Lahore, para pejabat juga memaksa penutupan sekolah dasar selama seminggu dan memberlakukan larangan terhadap restoran barbekyu, becak sepeda motor, dan kegiatan konstruksi.
Di India, kualitas udara di Delhi mencapai lebih dari 500 tingkat udara berbahaya pada hari Sabtu dan Minggu. Hal ini diperparah karena beberapa orang mengabaikan pembatasan kembang api lokal saat mereka merayakan Diwali.
Musim dingin juga dimulai dengan musim pembakaran tunggul, dimana para petani dengan sengaja membakar sisa tanaman, membuka lahan dan mengeluarkan asap ke angkasa. Baik India maupun Pakistan berusaha menghentikan upaya tersebut, namun terbukti sulit.
Bulan lalu, Mahkamah Agung India mengkritik pemerintah negara bagian Punjab dan Haryana di India karena gagal menindak pembakaran kotoran ilegal. Pejabat lokal mengatakan mereka telah mengurangi praktik ini dalam beberapa tahun terakhir.
Di Pakistan, Punjab menyediakan benih super bersubsidi kepada para petani untuk menawarkan metode alternatif dalam menghilangkan sisa tanaman. Tonton video “Video: Gambaran Pakistan yang diliputi kabut asap beracun” (sym/fem)