Jakarta –
Bandara Internasional Toussaint-Louverture di Port-au-Prince, ibu kota Haiti, ditutup untuk penerbangan komersial. Hal ini terjadi setelah pesawat Spirit Airlines terkena tembakan saat hendak mendarat di atasnya.
Pesawat lepas landas dari Fort Lauderdale, namun dialihkan ke Republik Dominika akibat tembakan pada Senin (11/11/2024). Dalam kejadian itu, seorang pramugari mengalami luka ringan.
Berdasarkan keterangan Spirit Airlines, pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Hasil pemeriksaan menunjukkan kerusakan akibat tembakan.
“Seorang pramugari melaporkan adanya luka ringan dan sedang menjalani evaluasi medis. Tidak ada korban luka pada penumpang,” kata perwakilan maskapai penerbangan.
Spirit Airlines mengatakan untuk sementara waktu menangguhkan layanan ke Port-au-Prince dan kota Cape-Haitien di Haiti sampai evaluasi lebih lanjut.
Pejabat setempat mengonfirmasi bahwa bandara Port-au-Prince ditutup tanpa batas waktu untuk semua penerbangan komersial.
Kedutaan Besar AS di Haiti juga menutup operasi di Bandara Internasional Toussaint-Louverture untuk mengantisipasi tindakan tak terduga yang dilakukan kelompok bersenjata yang memblokir perjalanan ke dan dari Port-au-Prince. Hal ini juga memperhitungkan potensi kekerasan bersenjata, serta gangguan terhadap akses jalan raya, pelabuhan dan bandara.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga mengungkapkan bahwa dua penerbangan AS lainnya yang menuju bandara Port-au-Prince dialihkan sebagai tindakan pencegahan.
American Airlines dan JetBlue juga menghentikan operasi di Haiti dari Senin sore hingga Kamis, dengan alasan kerusuhan sipil.
Bandara Port-au-Prince menjadi sangat penting di tengah migrasi besar-besaran warga Haiti. Diperkirakan sekitar 1,1 juta orang keturunan Haiti tinggal di AS, dan hampir separuhnya berada di Florida. Penerbangan harian ke Haiti berkisar dari sekitar $400 untuk perjalanan pulang pergi.
Pada bulan Maret, geng-geng Haiti menutup bandara setelah pembobolan penjara massal. Pada bulan Juni, kontingen pertama Pasukan Keamanan Multinasional pimpinan Kenya tiba di negara tersebut dengan tugas menstabilkan situasi keamanan Haiti.
Di internal Haiti, Alix Didier Fils-Aime resmi dilantik sebagai perdana menteri baru oleh dewan kepresidenan pada Senin (11/11). Dewan transisi memberhentikan Perdana Menteri sementara Garry Conille.
Melaporkan dari Al Jazeera, Selasa (11/12), perdana menteri baru mengatakan langkah pertamanya adalah memulihkan keamanan di seluruh Haiti.
“Saya berjanji di hadapan Anda, para anggota dewan kepresidenan dan seluruh bangsa untuk mengerahkan energi, kemampuan, dan patriotisme saya demi kepentingan nasional,” kata Fils-Aime.
Dikutip BBC, Haiti hidup dalam kekacauan sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021. Sejak itu, kelompok atau geng bersenjata yang saling bersaing memecah ibu kota Haiti, melakukan penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan sesuka hati. Kota ini terbagi menjadi zona hijau, kuning dan merah.
Hijau berarti tidak ada geng, kuning bisa aman hari ini dan mematikan besok, dan merah adalah area terlarang. Zona hijau menyusut seiring semakin ketatnya geng-geng bersenjata.
Kelompok bersenjata menguasai dan meneror setidaknya 60% ibu kota dan sekitarnya. Mereka mengepung kota, mengendalikan pintu masuk dan keluar. PBB mengatakan geng-geng membunuh hampir 1.000 orang di sini antara Januari dan Juni 2022. Tonton video “Video: Pesawat penumpang ini ditembak oleh gangster ketika mencoba mendarat di Haiti” (wkn/fem)