Jakarta –
Cuaca buruk membuat banyak pelancong mempertimbangkan kembali rencana liburannya. Wisatawan ini dikenal aman.
Komunitas travel tidak kebal terhadap serangan cuaca ekstrem. Di antara yang terkena dampak adalah Valencia, Spanyol yang dilanda banjir, dan kemudian Milton, Florida yang dilanda angin kencang. Infrastruktur kota-kota ini telah hancur dan ratusan orang terbunuh.
Majalah Independent yang dirilis Senin 11 November 2024 menerbitkan laporan pasar perjalanan global yang menunjukkan 29 persen wisatawan menghindari destinasi tertentu karena cuaca terburuk dalam 12 bulan terakhir.
Wisatawan berusia 18-34 tahun menghindari destinasi yang terkena dampak cuaca buruk, dengan lebih dari 40% mengaku mengunjungi kembali destinasi perjalanan mereka.
Kemudian sebagian traveler memilih berlibur ke tempat yang lebih damai seperti Eropa Utara dan Alaska yang dianggap aman dari panas ekstrem.
Kebakaran hutan, banjir, dan pemanasan global umumnya dipandang sebagai konsekuensi perubahan iklim, dan bukti menunjukkan bahwa kejadian cuaca ekstrem akan semakin sering terjadi seiring dengan berlanjutnya perubahan iklim.
Namun, meskipun sebagian besar wisatawan sadar dan menghindari daerah rawan cuaca ekstrem, hanya sebagian kecil (sekitar 53%) yang berusaha mengurangi jejak karbon mereka saat bepergian. Dan hampir dua pertiga (65%) wisatawan setuju bahwa perjalanan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan, seperti emisi bahan bakar dari pesawat terbang dan manusia.
Global Travel Market juga mencatat bahwa partisipasi kelompok dan perusahaan perjalanan dapat membantu wisatawan memilih opsi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Namun beberapa operator tur telah menyatakan keprihatinannya mengenai tindakan ramah lingkungan, dengan mengatakan bahwa beberapa organisasi lebih peduli terhadap perlindungan lingkungan. Penelitian dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa 75% wisatawan skeptis terhadap rekomendasi keberlanjutan dari agen perjalanan.
Pariwisata massal berdampak negatif terhadap lanskap alam dan penduduk lokal di tempat-tempat yang menerima lebih banyak wisatawan daripada Venesia, Amsterdam, atau Barcelona.
Meskipun beberapa negara telah mengambil langkah-langkah seperti mengenakan pajak kepada wisatawan dan memasang tanda peringatan mengenai pentingnya perlindungan lingkungan, laporan tersebut menunjukkan bahwa masih banyak kerusakan yang terjadi.
Juliet Losardo, direktur pameran Pasar Pariwisata Global, mengatakan pariwisata merupakan industri yang terkait erat dengan perubahan iklim, sehingga perlunya kesadaran yang lebih besar terhadap kelestarian alam.
“Industri pariwisata mungkin adalah industri yang paling terkena dampak perubahan iklim dan isu-isu keberlanjutan. Ini adalah isu-isu yang berkaitan dengan apa yang diinginkan wisatawan dan bagaimana industri tersebut beroperasi, namun laporan ini menunjukkan beberapa cara yang dapat dilakukan industri untuk mengurangi emisi” sambil membuat janji-janji,” katanya. Tonton Video: 5 orang hilang di Spanyol karena cuaca buruk (update/update)