Jakarta –
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, waspadai penipuan digital yang menggunakan platform media sosial untuk menjual tiket murah namun palsu.
Penipuan digital menggunakan platform media sosial populer sudah menjadi hal biasa, penetrasi digital meningkat, dan pengguna media sosial memiliki akses terhadap informasi dan rekomendasi. Selain penipuan investasi palsu dengan nama TD Ameritrade yang menyasar investor yang tidak menaruh curiga, masih banyak penipuan lain yang menyasar masyarakat umum.
Padahal, undang-undang penipuan ini menggunakan konstruksi sosial untuk menyesuaikan dengan kondisi sosial. Produk-produk yang sering dijadikan alat penipuan adalah produk-produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat umum, seperti telepon seluler murah, dimana korbannya ditipu dengan diskon besar dan dipaksa membayar di muka untuk mendapatkan telepon seluler tersebut.
Meskipun telepon seluler dan elektronik populer di sektor barang fisik, di sektor jasa, tiket murah dan akomodasi perjalanan murah digunakan sebagai alat penipuan.
Para penipu dengan jelas menyadari bahwa masyarakat membutuhkan tiket murah dan memikat korbannya dengan diskon besar serta menyamar sebagai agen perjalanan, mentransfer korban ke rekening penipu dengan janji tarif murah.
Karena penerbangan domestik mahal, penipuan yang menjanjikan tarif murah sering terjadi. Penipuan ini diatur dengan hati-hati dan menggunakan akun dengan banyak pengikut, seperti akun Instagram penjualan ti*** dengan lebih dari 40.000 pengikut, dan janji diskon 30%-50% dari OTA (Agen Perjalanan Online).
Penipu sangat cerdik, memanfaatkan mahalnya harga tiket pesawat dari maskapai ternama dan menawarkan diskon hingga 50% dari harga resmi untuk memikat korbannya.
Ingat, akun ini menambahkan testimoni palsu dari Rosa, Michelle Yeoh, Diane Sastro, dan selebriti lainnya dengan tujuan untuk membujuk korban, seperti pada Gambar 2 di bawah ini:
Jika korban diambil oleh akun dengan banyak pengikut dan kredensial palsu dan menghubungi penipu, disarankan untuk mentransfer uang untuk mendapatkan tiket yang dijanjikan. (Lihat Gambar 3)
Jika korban sudah memiliki uang di tangan, penipu mengambil langkah lebih lanjut dengan memberi tahu korban agar mentransfer uang tersebut sebagai deposit ulang karena ini adalah tiket promosi dan memastikan bahwa uang yang ditransfer akan dikembalikan dalam waktu 10-15 hari. Menit (lihat Gambar 4)
Uang yang ditransfer tidak dapat dikembalikan jika korban berkeberatan. Dalam hal ini penipu melakukan penipuan tahap kedua untuk meningkatkan hasil penipuannya. Ia berhasil memeras uang dari para korbannya pada tahap pertama penipuan gadai berbiaya rendah dan melanjutkan ke tahap kedua di mana ia berusaha memeras uang dari para korbannya.
Dalam hal ini seharusnya korban merasa ditipu dan tidak melanjutkan transfernya. Namun banyak kasus yang menjadi korban terutama ibu-ibu yang tertipu dan dibujuk untuk melakukan transfer terus menerus, dan salah satu korban ditipu uang ratusan juta karena ingin mendapatkan tarif murah yang dijanjikan dengan potongan harga. Bukti di bawah Rs 1 lakh adalah penipuan
Apa bukti akun Instagram T*** sale yang menawarkan tiket murah adalah penipuan? Selain bukti bisnis korban yang dilaporkan ke Akuncom di atas, bukti nyata lainnya adalah palsunya endorsement akun tersebut seperti terlihat pada Gambar 2 di atas, yang sebenarnya merupakan foto hasil curian dan editan dari akun penggemar Verel Bramastha. @Mybramastavrl beroperasi dari Malaysia.
Sedangkan akun Instagram asli Verrel Bramasta memiliki tato berwarna biru dengan alamat Instagram @bramastavrl, dan ia tidak pernah mendukung situs Instagram palsu tersebut.
Jika dilihat lebih dekat terlihat teks pada Gambar 5 pada gambar asli: Bismillah. #tidurtidur #anakMudaBerfaedah menjadi Bismillah. #TeamNoSleep @ti *** Penipuan pemasaran
Dengan menjamurnya begitu banyak akun scam, bagaimana kita mengenali dan mengidentifikasi akun palsu yang menipu rekan-rekan kita?
Dalam kasus penipuan akun IG ti*** sale di atas, akun hebat dengan lebih dari 40.000 pengikut dapat diperiksa untuk melihat apakah sebelumnya telah mengajukan perubahan nama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6:
Pencegahan penipuan
Prinsipnya, jika Anda melakukan transaksi finansial, terlalu berisiko jika hanya mengandalkan keandalan akun Instagram atau media sosial. Atau tergantung banyaknya endorsement dari selebritis atau artis, meski tanda tangannya asli, tidak menjamin akun tersebut tidak palsu.
Vaccincom menyarankan Anda untuk berbisnis “hanya” di website atau layanan yang ditunjuknya, atau jika ingin membeli sebaiknya melakukannya di platform yang terpercaya, misalnya jika ingin membeli tiket disarankan membeli dari operator tur terpercaya yang sudah Anda kenal dan sudah lama berhubungan.
Atau jika Anda tidak punya waktu dan ingin menggunakan layanan digital, Anda bisa menggunakan aplikasi terpercaya seperti tiket.com, Traveloka, atau agoda. Jangan tertipu dengan diskon besar, yang merupakan alat utama yang digunakan para penipu untuk memikat korban ke dalam perangkap yang sudah disiapkan. Anda dapat mengecek keabsahan akun Anda dengan centang biru yang menandakan bahwa akun tersebut telah terverifikasi, namun hal tersebut tidak menjamin Anda akan aman dalam melakukan transaksi keuangan.
Hati-hati dengan Blueprint Palsu, blueprint palsu pada akun WhatsApp sebaiknya diletakkan setelah nama akun, penipu meletakkannya di samping logo perusahaan. Jangan mudah tertipu dengan ribuan follower karena tidak memberikan jaminan kebenaran. Beberapa kemungkinannya adalah follower tersebut adalah follower palsu atau akun tersebut sebenarnya adalah akun curian yang memiliki banyak follower dan disalahgunakan untuk kegiatan penipuan. Salah satu cara untuk mengidentifikasi akun yang diretas atau dicuri adalah dengan mengubah nama akun akun tersebut. Tonton video “Cominfo Terima 572.000 Pengaduan Penipuan Cyber 2017-2024” (fyk/fay)