Jakarta –
Setelah melalui proses yang cukup panjang, upaya Otoritas Domain Internet Indonesia (Pandi) bersama Universitas Udayana mendorong penggunaan aksara Bali di dunia digital akhirnya membuahkan hasil manis.
Pada bulan November 2024, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) secara resmi menerbitkan Aturan Referensi Penandaan Tingkat Dua (LGR) untuk aksara Bali.
Dengan dirilisnya LGR, Pandi akan segera meluncurkan domain tingkat kedua (DTD) dengan aksara Bali, yang juga akan menjadi nama domain tingkat kedua (IDN) internasionalisasi pertama di Indonesia.
“Terbitnya Aksara Bali LGR yang dilakukan ICANN merupakan tonggak penting dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya Bali di dunia digital. Oleh karena itu, upaya ini harus kita semua dukung agar Aksara Bali tetap eksis dan berkembang di era digital, kita bisa dijadikan nama situs alamat web di Internet,” kata Presiden Pandi John Sihar Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya.
FYI, LGR adalah pedoman teknis yang digunakan untuk menentukan apakah karakter dalam sebuah nama domain dapat diterima di Domain Name System (DNS), termasuk IDN yang memungkinkan orang di seluruh dunia untuk menggunakannya sebagai nama domain atau dalam pemrograman komputer.
John menambahkan, jika aksara Bali diterima dalam sistem DNS, maka masyarakat Bali bisa lebih leluasa mengekspresikan identitas budayanya di dunia maya, sehingga membuka peluang bagi dunia internasional untuk mengetahui dan mengapresiasi keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
Namun, selama implementasi, semua aktor, termasuk pengguna, pengelola domain, dan pembuat kebijakan, harus memahami pentingnya aturan ini agar dapat menggunakannya secara efektif.
Selain itu, infrastruktur teknologi yang mendukung penggunaan aksara Bali di Internet juga harus diperhatikan. Hal ini mencakup pengembangan perangkat keras seperti keyboard komputer dengan tata letak aksara Bali, serta perangkat lunak yang kompatibel dengan aksara Bali. Pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan pengetikan dan pengolah kata aksara Bali perlu lebih diperluas terutama pada platform digital seperti jejaring sosial, website dan lain-lain.
“Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah pengenalan dan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan aksara Bali di IDN, khususnya di kalangan generasi muda yang lebih mengenal aksara Latin,” kata John.
Seperti diketahui, inisiatif Pandi untuk mendorong aksara Bali masuk dalam IDN dimulai dari penelitian, kolaborasi, penelitian dengan para ahli aksara, penyelenggaraan rapat koordinasi dengan ICANN, hingga pelaksanaan berbagai kegiatan untuk mendorong standarisasi penggunaan aksara Bali. Aksara Bali di bidang digital.
Pandi berharap dengan terbitnya LGR ini dapat meningkatkan registrasi nama domain aksara Bali yang pada akhirnya dapat memperkaya konten digital di Internet dengan informasi dan pengetahuan.
Di sisi lain, seluruh pengguna berkesempatan untuk menghadirkan dan melestarikan warisan budaya dan bahasa Bali dalam ruang digital sehingga menjadi bagian dari identitas digital global. Tonton video “Pertumbuhan domain .id melampaui domain .com pada tahun 2024” (agt/agt)