Jakarta –
Beberapa waktu lalu ramai dibicarakan tentang restoran cepat saji terkenal McDonald’s. Satu orang meninggal dan sekitar 75 lainnya jatuh sakit setelah memakan salah satu menu restoran tersebut.
Ternyata dia jatuh sakit setelah makan hamburger seberat seperempat pon yang terkontaminasi bakteri E coli. Bowler Cumberlin juga mengalami hal ini.
Sebelum jatuh sakit, remaja berusia 15 tahun dari Grand Junction, Colorado, melakukan beberapa perjalanan ke McDonald’s untuk menikmati makanan favoritnya, burger seberat seperempat pon dengan tambahan keju dan acar.
Dalam wawancara pertamanya saat berada di rumah sakit, Comberlin mengatakan saat itu adalah saat yang sangat tidak nyaman. Sang ibu, Brittany Randall, mengatakan gejala yang dialami putrinya, termasuk demam dan sakit perut, dimulai pada bulan Oktober.
Awalnya Randall dan Comberlin tidak terlalu khawatir. Ia mengira penyakit Comberlin hanyalah demam sederhana disertai sakit perut.
“Tetapi kemudian saya mulai muntah, mengalami diare dan pendarahan, yang membuat saya takut,” kata Comberlin, menurut NBC News.
Sadar kondisinya semakin parah, Randall membawa putrinya ke dokter dan menjalani pemeriksaan di UGD, namun tidak menunjukkan hasil yang berarti. Namun kondisi Cumberlin tak kunjung membaik saat kembali ke rumah.
“Saya pikir ada yang tidak beres pada hari keenam. Saya merasa tidak enak badan dan harus ke rumah sakit lagi,” kata remaja berusia 15 tahun itu.
Saat itu, hasil tes Comberlin menunjukkan dia mengidap infeksi E coli yang sangat serius, yang mengakibatkan gagal ginjal. Pada tanggal 18 Oktober 2024, dia dibawa ke Rumah Sakit Anak Colorado dan dirawat di sana.
Comberlin didiagnosis menderita sindrom uremik hemolitik yang berhubungan dengan bakteri enterohemorrhagic Escherichia coli, atau HUS. Ini adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri E.coli menyerang ginjal.
Dia menjalani cuci darah beberapa kali di rumah sakit. Randall mengatakan ginjal putrinya menunjukkan tanda-tanda kembali berfungsi, namun tidak jelas seberapa parah kerusakannya.
“Kami tidak yakin bagaimana masa depannya. Dia mungkin memerlukan cuci darah lagi,” jelas Randall.
“Kami pikir yang terakhir, tapi kami juga tidak tahu, bahkan tidak tahu apakah akan ada masalah di masa depan,” lanjutnya.
Pengalaman itu sangat menakutkan bagi Randall. Meski begitu, Comberlin tetap bersyukur saat menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
Jika dia membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyadari hal itu, tambah Randall, mungkin putrinya tidak akan bersamanya.
“Dia benar-benar sehat dan bisa saja mengalami kerusakan ginjal sepanjang hidupnya tanpa ada masalah apa pun,” tutupnya. Tonton video “Penyebab utama gagal ginjal dini pada anak” (sao/kna).