Cegah DBD, Singapura Sebar Nyamuk Berwolbachia di Nyaris 50 Persen Populasi

Jakarta –

Singapura berencana melepaskan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dengan sasaran sekitar 50% dari seluruh rumah tangga di negara tersebut. Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Grace Fu menjelaskan targetnya adalah menjangkau sekitar 800.000 rumah tangga di Singapura pada tahun 2026.

“Prioritas diberikan pada wilayah yang berisiko terkena wabah demam berdarah skala besar,” kata Fu, seperti dikutip Channel News Asia, Senin (25 Nov 2024).

Singapura secara bertahap melepaskan nyamuk yang membawa bakteri Olbachia ke seluruh wilayahnya sejak tahun 2016. Melalui proyek ini, nyamuk Aedes aegypti jantan yang membawa bakteri Wolbachia dilepaskan untuk kawin dengan nyamuk Aedes betina.

Nyamuk jantan hanya memakan cairan tumbuhan seperti nektar sehingga tidak menggigit dan tidak menularkan penyakit.

Pihak berwenang telah melakukan studi lapangan multi-lokasi sejak Juli 2022 untuk mengetahui dampak teknologi Wolbachia terhadap kasus dan klaster demam berdarah serta dampaknya terhadap populasi spesies Aedes.

Data terbaru dari studi lapangan multi-lokasi yang telah selesai menunjukkan bahwa karena penurunan populasi nyamuk Aedes aegypti sebesar 80-90%, penduduk di wilayah di mana Wolbachia-Aedes dilepaskan memiliki kemungkinan 75% lebih kecil untuk tertular demam berdarah dengue (DBD). ). .

Hasil ini konsisten dengan hasil percobaan sebelumnya. “Kami juga menemukan bahwa penduduk yang tinggal di lokasi non-pelepasliaran yang berdekatan dengan lokasi pelepasliaran memiliki risiko 45 persen lebih rendah tertular demam berdarah dibandingkan penduduk yang tinggal di wilayah non-pelepasliaran,” jelasnya.

“Dampak ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar juga akan merasakan manfaat dari penerbitan tersebut,” lanjutnya.

Fu mengatakan perkiraan peningkatan kasus demam berdarah antara tahun 2023 dan 2024 sebagian besar telah terkendali, namun ia menekankan bahwa angka dasar kasus demam berdarah tinggi, kekebalan masyarakat rendah, dan jumlah nyamuk tinggi di beberapa daerah miskin.

“Kombinasi dari cakupan Wolbachia dan kesadaran masyarakat yang kuat dan berkelanjutan mengenai penyebarannya mungkin telah membantu mencegah wabah skala besar,” katanya.

“Setelah 60 tahun upaya berkelanjutan untuk mencegah dan mengendalikan demam berdarah, orang yang tinggal di Singapura saat ini memiliki kemungkinan 10 kali lebih kecil untuk tertular demam berdarah untuk pertama kalinya dibandingkan pada tahun 1960an,” katanya.

Meski demikian, ia menegaskan mayoritas masyarakat belum pernah terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).

“Kekebalan masyarakat yang rendah ditambah dengan kondisi iklim yang mendukung perkembangbiakan nyamuk dan keberadaan virus demam berdarah yang terus-menerus membuat kita rentan terhadap wabah lebih lanjut,” tambahnya.

Pada 16 November, 13,057 kasus demam berdarah telah dilaporkan di Singapura pada tahun 2024, dibandingkan dengan total 9,949 kasus pada tahun 2023 dan 32,173 kasus pada tahun 2022.

Menteri menambahkan: “Wawasan yang diperoleh melalui penelitian mengenai perilaku nyamuk kini memandu strategi penyebaran kami dan mengintegrasikan otomatisasi ke dalam operasi manufaktur dan transportasi kami, sehingga menghasilkan peningkatan produktivitas sebesar 40 kali lipat dibandingkan proses manual yang kami mulai.”

“Investasi sepuluh tahun kami dalam penelitian dan pengembangan sangat penting untuk membantu kami mempelajari cara menerapkan teknologi secara efektif dan efisien, sekaligus membangun landasan yang kuat untuk inovasi lebih lanjut.”

Oktober lalu, Singapura memperluas proyek Wolbachia ke lima wilayah tambahan, termasuk Serangoon Central, Serangoon North, Jurong East, dan Jurong West, serta memperluas proyek Wolbachia ke lima wilayah tambahan, termasuk Serangoon Central, Serangoon North, Jurong East, dan Jurong West. mengumumkan perluasan lokasi penelitian yang ada di Hougang.

Project Wolbachia saat ini menargetkan lebih dari 520.000 rumah tangga, atau sekitar 35% rumah tangga di Singapura. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 580.000 rumah tangga pada kuartal pertama tahun 2025.

Fu mengatakan pemerintah akan meningkatkan kapasitas dua fasilitas produksi nyamuk Wolbachia yang ada dan membangun fasilitas ketiga.

Hingga saat ini, teknologi Wolbachia telah digunakan untuk mengurangi jumlah kasus demam berdarah di Singapura.

“Jika efektif, penerapan wolbachia sebagai alat manajemen klaster baru ini dapat melengkapi upaya respons wabah yang sudah ada,” kata Fu. Saksikan video “Peru mengumumkan darurat kesehatan akibat wabah demam berdarah” (naf/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top