Desa yang Cuma 7 Jam Disinari Matahari Itu Bisa Dikunjungi di 2025

Gunungkidul –

Desa Wotawati di Gunungkidulu yang seharinya hanya mendapat sinar matahari 7 jam, sudah bisa dikunjungi wisatawan mulai tahun 2025.

Pemerintah Kabupaten Pucung, Girisuba, dan Gunungkidul memastikan Wotawati akan mulai dibuka sebagai objek wisata pada tahun depan. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) berharap hal ini dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Desa Pucung Estu Dwiyono mengatakan Wotawati memang membuka diri terhadap kunjungan wisatawan. Nantinya, wisatawan bisa merasakan sensasi sinar matahari di pagi hari dan merasakan kegelapan di sore hari.

“Kemarin sebenarnya dia lari, tapi saat persiapan kami hentikan karena kondisinya kacau,” ujarnya kepada wartawan di Wotawati, Gunungkidulu.

Paket wisata yang ditawarkan, kata Estu, tidak terbatas pada Wotawati saja. Tak lupa, ada juga wisata pantai dan kesenian seperti wayang kulit dan reog.

Insya Allah mulai tahun depan, apalagi akhir tahun, kita akan mulai persiapan lagi. Setelah penataan, kita juga akan menyiapkan tempat tinggal di rumah-rumah agar wisatawan bisa bermalam, katanya.

Mengingat mulai awal tahun 2025, klien akan fokus pada pelatihan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, kami juga memberikan pelatihan penyambutan wisatawan.

“Bahwa warga kami jika penataannya sudah selesai benar-benar siap menerima tamu,” ujarnya.

Terkait akses jalan yang dinilai masih terbatas, kepada Estu, ia mengatakan nantinya akan diatur tempat parkir khusus. Oleh karena itu, kendaraan wisata tidak perlu masuk ke pusat Wotawati.

“Akses pintu masuk akan tetap pada jalur eksisting namun dengan tambahan parkir di bawah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua BPPD DIY, GKR Bendara mengatakan Wotawati awalnya viral hingga akhirnya menjadi incaran pemerintah daerah (Pemda) untuk mempercantik Wotawati. Fokus ini, kata GKR Bendara, melibatkan banyak pihak, termasuk industri.

“Karena tidak hanya mempercantik tampilan luar saja, tapi juga bagaimana meningkatkan kualitas personel sehingga bisa mendukung pembangunan desa wisata yang berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih lanjut GKR Bendara mengatakan Wotawati terletak di ujung timur Kabupaten Gunungkidul. Oleh karena itu, wisatawan tidak bisa berkunjung ke Wotawati hanya dalam waktu singkat, sehingga Wotawati memerlukan akomodasi wisata.

“Kami berharap ketersediaan akomodasi seperti homestay menjadi sesuatu yang sangat penting agar wisatawan bisa tinggal lebih lama di Jogja,” tandasnya.

Bahkan, otomatis menambah lama tinggal wisatawan saat berkunjung ke DIY. Jika ingin menikmati nuansa pagi dan dini hari di Wotawati, Anda harus melakukannya pada waktu-waktu tertentu.

“Misalnya di Desa Wisata Wotawati, wisatawan bisa menginap satu malam, menambah lama menginap di DIY yang saat ini rata-rata hampir dua hari,” ujarnya.

———

Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSJogja. Saksikan video “Video: Polsek Gunungkidul dirusak, tersangka ODGJ” (wsw/wsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top