Jakarta –
Museum Indonesia (MNI) langsung tancap gas untuk menghidupkan kembali dan menyelenggarakan berbagai program pasca kebakaran tahun 2025 lalu.
Selain menggelar dua pameran hingga 31 Desember yakni pameran pasca kebakaran dan pameran kembali, MNI juga menyiapkan program lain hingga tahun depan.
Khusus di Gedung A, akan digelar tiga pameran tetap selama tiga tahun ke depan. Salah satunya adalah ‘Pameran Dunia Rakyat di Pulau’.
“Tahun 2025 di gedung A akan diadakan tiga pameran tetap. Pameran tetap berlangsung selama tiga tahun sesuai aturan museum. Jadi mungkin di tahun keempat ada penyegaran. Akan ada “Pameran Publik Internasional” di Karena pada awalnya Indonesia yang dulunya berupa pulau, kini menjadi “pameran dan kurator Museum Indonesia (MNI) Aprina Murwanti dalam jumpa pers di galeri Museum Nasional Indonesia. , Jakarta, Jumat 10/11/2024 ).
Ia melanjutkan, “Kita tidak harus menjadi negara Barat untuk bisa internasional, kita harus menjadi diri kita sendiri. Itu yang ingin kita tonjolkan dengan menampilkan koleksi artefak Indonesia.”
Saat ini juga terdapat pameran lain yang menonjolkan kuatnya unsur tradisional budaya Indonesia melalui ‘Poros Pameran Adat dan Ilmu Pengetahuan’. Dalam pameran tersebut akan dipaparkan bagaimana masyarakat kita tidak hanya mengikuti ilmu pengetahuan, namun juga melestarikan tradisi nasionalisme.
Yang kedua adalah menunjukkan poros budaya dan sains. Dimana kita menempatkan budaya di atas sains, berbeda dengan di Barat yang sainsnya cukup. Tapi di kepulauan Indonesia, budaya harus dilakukan, jelasnya.
Selain itu, meskipun Pameran Pengembalian akan diadakan tahun ini ketika dibuka kembali pada tanggal 15 Oktober hingga 31 Desember 2024, barang-barang yang ditampilkan tahun depan juga akan dikembalikan. Bahkan, tak hanya dipamerkan, dalam ‘Universal Haya Exhibition’ peristiwa sejarah akan dibahas secara detail.
Ketiga, ada juga pameran bertajuk dunia kehidupan. Nanti pada tahun 2025, Insya Allah dunia kehidupan ini bisa dinikmati, yang menceritakan tentang manusia, ruang, alam, dan hubungannya dengan cerita, spiritualitas, dan apresiasi spiritual. Kenapa penting karena IHA ini memiliki 3 unsur yaitu edukasi, kesenangan, dan spiritual,” ujarnya.
Khusus ‘The World’s Living Exhibition’, pameran ini mempunyai visi untuk menceritakan kembali kisah-kisah melalui benda-benda kuno yang belum pernah diceritakan sebelumnya.
“Kalau di Barat, kadang mengoleksi patung, kadang tidak, saya tekankan berkali-kali. Tidak ada cerita mengoleksi patung, misalnya budaya apa yang mereka gunakan, apa itu,” ujarnya. Saksikan video “Video: Yang Baru di Museum Nasional Indonesia Pasca Kebangkitan” (wsw/wsw)