Jakarta –
Rapat Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada Jumat (29/11) merupakan bentuk apresiasi terhadap stabilitas mata uang, wujud kedaulatan negara. Gubernur BI Perry Vargio menyampaikan optimisme BI bahwa perekonomian negara akan membaik di masa depan seiring dengan munculnya beberapa tantangan global yang muncul.
Mengutip keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024), BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat sebesar 4,8% hingga 5,6% pada tahun 2025 dan meningkat menjadi 4,9% hingga 5,7% pada tahun 2026 dengan dukungan swasta. Konsumsi, investasi dan ekspor bagus.
Inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasarannya sebesar 2,5±1% pada tahun 2025 dan 2026 didukung oleh stabilnya kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, serta digitalisasi berkembang pesat. Ke depan, ada lima tantangan global yang perlu terus diwaspadai dan diantisipasi, yaitu: perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, lambatnya penurunan inflasi global, masih tingginya suku bunga di negara maju, dan kuatnya dolar AS. Pelarian modal dari negara-negara emerging market ke negara-negara maju.
Koherensi kebijakan perlu terus diperkuat untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan mempercepat transformasi perekonomian nasional agar perekonomian semakin kuat.
Sehubungan dengan itu, sintesis bauran kebijakan mencakup lima bidang utama, yaitu stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan; pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi; meningkatkan produktivitas dan potensi perekonomian nasional; meningkatkan kedalaman keuangan untuk membiayai perekonomian; Digitalisasi sistem pembayaran dan perekonomian keuangan digital nasional.
Rencana Pendalaman Pasar Uang dan Valuta Asing (BPPU) Bank Indonesia 2025-2030 dihadirkan pada PTBI 2024 untuk mewujudkan pasar uang dan pasar valuta asing (PUVA) yang modern dan inovatif serta mendukung dukungan keuangan nasional.
Integrasi kebijakan BI pada tahun 2025 tetap bertujuan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang bersinergi erat dengan kebijakan perekonomian nasional. (buah ara/buah ara)