RI Punya Peluang Besar buat Investasi di Sektor Hijau-Digital

Jakarta –

Indonesia memiliki peluang investasi di bidang ekonomi hijau, ekonomi biru, dan sektor digital. Duta Besar RI untuk Swiss merangkap Liechtenstein Ngurah Swajaya mengatakan hal tersebut sejalan dengan Visi Emas Indonesia 2045.

Rangkaian Indonesia Business Forum 2024 sukses digelar pada Rabu, 20 November 2024, di Museum FIFA, Zurich, Swiss. Mengangkat tema “Transforming Tomorrow: Potensi Indonesia – Peluang Investasi untuk Ekonomi Hijau dan Digital”, forum bisnis ini merupakan forum strategis untuk membahas peluang investasi baru di sektor ekonomi hijau, ekonomi hijau, dan ekonomi digital di Indonesia.

Forum ini dihadiri oleh para pengusaha Swiss, investor, akademisi dan pemangku kepentingan lainnya dari Swiss, dengan pembicara dari Jakarta serta pengusaha yang berpengalaman berhubungan dengan Indonesia. Topik-topik yang dibahas seperti teknologi hijau, ekonomi hijau, dan ekonomi digital sejalan dengan prioritas Asta Cita pemerintah.

Dalam forum tersebut, Ngurah memaparkan Visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo untuk mewujudkan Visi Emas Indonesia 2045, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, mencapai net zero emisi pada tahun 2060 dan mentransformasi perekonomian berbasis energi terbarukan, energi hijau, dan inovasi digital. Platform rantai pasokan global berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sesuai tema forum bisnis ini, pemerintah Indonesia ingin mengundang investasi dari Swiss untuk bersama-sama meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dengan meningkatkan sumber daya alam, mengembangkan industri pengolahan dan pemanfaatan potensi karbon global Indonesia. Perdagangan melalui pelestarian alam berkelanjutan merupakan “salah satu prioritas Asta Cita”, jelas Ngurah dalam siaran pers yang ditulis, Minggu (24 November 2024).

Dikatakannya, meski menghadapi berbagai tantangan, Indonesia masih akan tumbuh lebih dari 5% dan pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, termasuk potensi inovasi, ekonomi hijau, ekonomi hijau, dan ekonomi digital.

Ngurah mengatakan: “Sedangkan Swiss merupakan mitra potensial untuk memperkuat ekosistem industri Indonesia berbasis teknologi dan inovasi, khususnya teknologi rendah karbon. Swiss juga merupakan mitra untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan akademik dan vokasi”.

Hubungan jangka panjang lebih dari 73 tahun antara Indonesia dan Swiss merupakan salah satu modal utama untuk memperkuat kerja sama bilateral yang saling menguntungkan. Swiss merupakan mitra pertama Indonesia bagi perusahaan Swiss yang berinvestasi di Indonesia berdasarkan CEPA (Indonesia EFTA-CEPA, efektif 1 November 2021) dan BIT (Indonesia-Switzerland Bilateral Investment Treaty/Investment Promotion and Protection Agreement, efektif 1 Agustus 2024). untuk meningkatkan keinginan.

“Lebih dari 150 perusahaan Swiss, baik besar, menengah, dan kecil, hadir di Indonesia dan beberapa di antaranya telah berdiri di sana selama lebih dari 50 tahun,” jelas Ngurah. Beberapa di antaranya telah menjadikan Indonesia sebagai basis ekspansi bisnis secara regional dan global.”

Swiss merupakan negara penyumbang FDI terbesar ketiga di antara negara-negara Eropa dengan total penanaman modal sebesar USD 1,28 miliar selama 5 tahun terakhir (periode 2019-Q3 2024).

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan menekankan fokus Indonesia pada hilir untuk meningkatkan daya saing global. Wamen Nurul mengatakan, pemerintah berencana memasukkan 28 item dari 8 sektor dalam proses forward, sehingga akan membuka peluang besar kerjasama dengan mitra internasional.

Mengapa Indonesia patut dipertimbangkan? Karena kalau bicara 20 besar negara tujuan investasi, Indonesia termasuk salah satunya. Mengingat data penerimaan investasi tahun 2023 dibandingkan tahun 2018, jumlahnya meningkat dua kali lipat, katanya.

Indonesia merupakan salah satu dari 20 negara tujuan investasi teratas dengan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 5,2%. Realisasi investasi meningkat dua kali lipat dari 721 juta USD pada tahun 2018 menjadi 1,4 miliar USD pada tahun 2023. Pada tahun 2045, pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan akan melebihi 6-7% dibandingkan G20 dan ASEAN-5. (BRIN) dan Bank Indonesia (BI) London juga memberikan wawasan mengenai bidang-bidang strategis yang terbuka untuk investasi.

BRIN menyoroti potensi di berbagai bidang seperti teknologi digital, e-commerce, fintech, penyedia infrastruktur digital dan komunikasi, manufaktur, rantai pasokan dan logistik, teknologi medis, energi terbarukan termasuk kendaraan listrik (EV). BI London menyoroti peluang di bidang keuangan digital, pangan, infrastruktur, teknik mesin dan listrik, transportasi umum, dan sektor proyek strategis nasional. Nongsa Digital Park juga hadir untuk memberikan lokasi strategis bagi perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan kawasan Indo-Pasifik.

Rangkaian forum bisnis ini diharapkan menjadi langkah memperkuat kerja sama Indonesia-Swiss, membangun masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia Business Forum 2024 berhasil menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar tetapi juga mitra strategis bagi pertumbuhan ekonomi global.

Tonton juga videonya: Keren! Realisasi Investasi RI Semester I Capai Rp 829 T

(kg/kg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top