Jakarta –
Pemerintah Indonesia terus berupaya menghubungkan seluruh wilayah tanah air dengan jaringan internet berkecepatan tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kelompok Akses Telekomunikasi Indonesia (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), dahulu Kominfo, merancang proyek pembangunan jaringan serat optik bernama Palapa Ring.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi nasional yang bertujuan untuk menyediakan konektivitas Internet di 57 provinsi/kota di Indonesia. Proyek ini dibangun melalui skema kerja sama pemerintah-swasta (KPBU) untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi.
Maka Komdigi memberi istilah khusus untuk Lingkar Palapa, yaitu “lubang di langit”. Istilah ini merupakan metafora untuk sinyal yang digambarkan berada di langit dan Palapa ring adalah lalu lintas sinyal internet tanpa hambatan di Indonesia.
Selain itu, Komdigi membagi proyek tersebut menjadi tiga paket utama: barat, tengah, dan timur, untuk menjangkau wilayah yang sebelumnya sulit diakses. Masing-masing portofolio dikelola oleh Kelompok Usaha Operasi (BUP).
Meskipun Palapa Ring telah berhasil menghadirkan konektivitas ke banyak wilayah, tantangan geografis Indonesia yang beragam memerlukan solusi tambahan. Oleh karena itu, Pemerintah juga mengupayakan cara lain untuk pemerataan akses internet di daerah terpencil. Salah satunya adalah peluncuran satelit Satria-1. Berikut penjelasannya.
Satelit Indonesia Satria-1 milik HTS Technology
Satelit Satria-1 merupakan satelit yang sangat canggih dengan menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-band. Dihadirkannya teknologi canggih ini untuk menjawab kebutuhan akses Internet di daerah tertinggal, perbatasan dan ultra-peripheral (3T) yang dibatasi oleh letak geografis.
Berdasarkan informasi BAKTI Komdigi, koneksi Satria-1 dimulai dari ground station yang berfungsi sebagai gateway untuk memulai koneksi Internet. Stasiun-stasiun tersebut tersebar di 11 kota di Indonesia yaitu Cikarang (Jawa Barat), Batam (Kepulauan Riau), Manado (Sulawesi Utara), Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Tarakan (Kalimantan Utara).
Ada pula stasiun bumi satelit Satria-1 yang berlokasi di Pontianak (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), Ambon (Maluku), Manokwari (Papua Barat), Jayapura (Papua) dan Timika (Papua Tengah). .
“Satria-1 mempunyai 11 ground station, kita sebut dengan small ground station, fungsinya sebagai feed link untuk mengirimkan internet ke satelit, kemudian disalurkan oleh satelit ke titik-titik layanan VSAT yang ada di utilitas publik atau pusat pelayanan pemerintah di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah 3T,” jelas Kepala Divisi Satelit BAKTI Kominfo, Sri Sanggrama Aradea.
Penyediaan akses Internet satelit melalui teknologi VSAT dianggap sebagai solusi yang efektif. Salah satu kelebihannya adalah proses pemasangan perangkat internet satelit relatif lebih cepat dibandingkan membangun jaringan BTS atau kabel fiber optik. Selain itu, transmisi over the air memungkinkan layanan satelit SATRIA-1 menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
Manfaat satelit Satria-1 untuk meningkatkan konektivitas Internet
Internet sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini, baik di kota besar maupun di daerah terpencil. Akses internet tidak hanya menunjang aktivitas sehari-hari seperti komunikasi dan hiburan, tetapi juga menjadi kunci kemajuan di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, atau perekonomian.
Itu sebabnya peluncuran satelit ini menjadi bukti upaya pemerintah dalam meningkatkan konektivitas. Terlebih lagi, hal ini mengikis kesenjangan digital di wilayah-wilayah tanah air, terutama di daerah-daerah terpencil. Satelit Satria-1 diharapkan dapat mendukung percepatan pelayanan publik di kantor pemerintahan daerah, data puskesmas dan rumah sakit daerah, serta mendukung pengelolaan daerah oleh TNI dan Polri.
Selain itu, satelit yang ada saat ini diharapkan dapat melayani 37 ribu titik lokasi yang belum terjangkau dengan kualitas internet memadai yang mampu mendukung para pelaku UMKM dan Ultra Mikro (UMI).
Melalui proyek Palapa Ring dan Satelit Satria-1, pemerintah terus mendorong pemerataan distribusi Internet di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya, akses internet dapat membuka peluang ekonomi baru, mendukung pendidikan jarak jauh, mempercepat layanan kesehatan digital, dan meningkatkan efisiensi layanan pemerintah. Saksikan video “Video: Rekomendasi IDI untuk Pembangunan RS di Daerah 3T” (akn/ega)