Jakarta –
Banyak yang mengomentarinya di media sosial.
“Sialan mereka yang masih memberitakan bahwa HIV dan PMS bisa hilang hanya dengan menyikat gigi dengan pasta gigi. Mudah-mudahan, Senin. Kita sudah memiliki dua kasus HIV dan PMS bulan ini tanpa kondom.” mereka menggunakan metode ini, adalah sebuah mitos,” katanya. Pengguna akun @n***sa*al***t.
Yang lain menjawab. “Wah, ada yang percaya?? OMG, pendidikan seks adalah keadaan darurat.”
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi SpOG dr Muhammad Fadli menjawab penggunaan pasta gigi untuk mencegah infeksi menular seksual adalah mitos. Ia menegaskan, penggunaan pasta gigi pada area intim sebelum dan sesudah berhubungan seks tidak ada manfaatnya dan justru berbahaya, terutama untuk vagina.
“Jadi penggunaan pasta gigi untuk mencegah penyakit menular seksual itu hanya mitos. Mungkin hanya tren di Indonesia. Tapi kalau hanya mitos, kasus seperti itu juga banyak yang diklaim,” kata dr Fadli saat dihubungi ANBALI NEWS, Kamis. dengan: 28/11/2024).
Fadley menjelaskan, vagina merupakan rumah bagi flora atau bakteri baik.Pasta gigi atau bahan kimia lainnya tidak boleh dimasukkan ke dalam vagina karena dapat menyebabkan keputihan atau risiko seperti infeksi.
“Kita tahu pasta gigi ini juga punya efek mint. Efek ini kadang bisa menyebabkan kekeringan dan juga merusak mukosa vagina. Jadi, tidak hanya di vagina, tapi juga di vulva,” tegasnya. Tonton “Video. ditemukan kasus gonore dan sifilis pada anak di bawah 15 tahun” (avk/kna) video.