Jakarta –
Pemerintah membuka peluang bagi orang asing dan orang asing untuk mengikuti program relokasi dan menginvestasikan uangnya di Indonesia. Langkah tersebut merupakan respons terhadap anggaran Kementerian Perhubungan yang hanya sebesar 92 miliar rupiah.
Direktur Transmigrasi Iftitah Suleiman menjelaskan, pendanaan program migrasi dan integrasi pedagang menggunakan model bottom-up, berbeda dengan pendanaan pemerintah yang menggunakan pendekatan top-down.
“Misalnya ada lahan, makanya banyak investor, misalnya importir mau kakao 10 ribu hektare. Nah, kalau misalnya petani dari pengungsi, maka kita juga akan minta perubahan. pabrik coklat, barulah para pekerja mulai bekerja dari sana,” kata Iftitah saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada Selasa (12/11/2021). 2024).
Selain itu, jelas Iftitah, uang pengiriman para migran tersebut bukan dari dana masyarakat, melainkan dari pedagang yang mempekerjakan buruh pabrik.
Menurut Iftitakh, dengan model kerja sama seperti itu akan terjadi pertemuan kepentingan antara pemerintah dan investor dalam hal penghidupan masyarakat, penyediaan lapangan kerja, yang pada akhirnya akan menggerakkan perekonomian.
“Yang terakhir adalah berakhirnya perekonomian dunia dan berkembangnya perekonomian dunia,” kata Iftitah.
Sekadar informasi lain, anggaran sebesar Rp 92 miliar itu untuk mengirim 40 Rumah Keluarga (KK) saja pada program transportasi pada tahun 2025.
“Dari sisi permintaan, tahun ini ada 6.671 kepala keluarga yang ingin hengkang. Tapi jumlahnya saat ini hanya 121 kepala keluarga, jadi anggarannya Rp 200 juta per orang,” jelas Iftitah soal jumlah kepala keluarga yang berangkat tahun 2024 ini.
Simak Videonya: Viva Yoga Tunjuk Prabowo Jadi Wakil Menteri Perhubungan
(hns/hns)