Petani Khawatir Harga Cabai Makin Anjlok Jelang Nataru

Jakarta –

Harga cabai merah keriting mengalami penurunan. Presiden Asosiasi Agribisnis Indonesia Chile (AACI), Abdul Hamid mengatakan, situasi ini sudah dirasakan selama beberapa bulan.

Hamid mengatakan, saat ini harga sudah mulai naik ke level Rp 11.000/kg. Saat ini, harga tersebut diakui naik berkat bantuan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang membantu distribusi ke daerah-daerah yang kekurangan cabai merah keriting.

“Harga cabai merah keriting Rp 3.000/kg, cabai merah besar Rp 4.000/kg, sekarang naik menjadi Rp 11.000/kg. Jika petani tidak mendapatkan bantuan sekarang, harga pasti akan naik dalam beberapa bulan mendatang. sudah hampir 5 bulan kita berduka,” kata Hamid dalam pertemuan tersebut. koordinasi pangan dan perbekalan di Badan Pangan Nasional, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Namun harga cabai merah keriting masih jauh di bawah Harga Acuan Pengadaan (HAP) di tingkat produsen pada kisaran Rp 22.000-29.600/kg. Hal ini tertuang dalam Peraturan Nomor 17 Tahun 2023 tentang Harga Acuan Produsen dan Konsumen Pemerintah untuk Kedelai, Bawang Merah, Cabai Rawit Merah, Cabai Rawit Keriting, Daging Sapi, dan Gula.

Kemudian, Wakil Presiden Asosiasi Cabai Agribisnis Indonesia (AACI) Wilayah Jawa Timur Nanang Triatmoko juga mengatakan, harga cabai merah keriting berada di level Rp 1.500/kg hingga Rp 6.000/kg beberapa hari lalu.

Saat ini harga komoditas tersebut mengalami kenaikan di tingkat petani menjadi Rp 10.000/kg, dan di pasar induk Kramat Jati menjadi Rp 21.000/kg. Harga cabai rawit merah saat ini dalam kondisi aman.

Artinya, cabai rawitnya sudah pas (harganya). Kalau CRM tidak ada masalah,” ucapnya.

Prakiraan Volatilitas Harga Cabai di Nataru

Ia memperingatkan akan terjadi kerusuhan lebih lanjut di masa depan pada awal tahun 2025. Karena harga cabai merah keriting di tingkat petani kemarin murah, ada kondisi lahan terlantar. Jika itu terjadi, masalahnya ada pada pasokan.

“Itulah yang berbahaya saat Natal (harga bisa) naik,” ujarnya.

Hal serupa juga terjadi pada cabai merah besar. Nanang memperkirakan di sentra produksi masih terjadi panen yang cukup besar sehingga pasokan melimpah dan harga bisa turun.

Namun, jika kondisi cuaca ke depan tidak mendukung, harga cabai bisa saja naik. Kedua kondisi inilah yang membuat para petani khawatir.

“Jumlah tanaman bertambah pada bulan 10, 11, 12. Kalau cuaca ekstrim harga mahal, kalau cuaca normal justru petani yang rugi. Ada 2 ribu ha (panen) di sentra produksi, Jombang, Gresik, Malang, Banyuwangi panen di bulan 1. Kalau cuaca normal petani bangkrut, kalau cuaca ekstrim (harga) naik,” dia menyimpulkan.

(kil/kil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top