Jakarta –
Terbatasnya akses terhadap teknologi di daerah terpencil menjadi tantangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di era digital. Permasalahan tersebut kemudian terjawab dengan hadirnya aplikasi pembelajaran online yaitu Pijar Sekolah oleh Telkom.
Roni Hariyanto Bhidju yang merupakan guru di SDN Fatubai, Desa Oehalo, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengungkapkan bagaimana pemanfaatan teknologi akan menentukan kualitas pendidikan di masa depan.
Sekadar informasi, Ron mengajar di pedalaman yang jauh dari kota dengan infrastruktur terbatas. Keinginan kuatnya untuk menjadikan murid-murid yang ia ajar menjadi lebih pintar menuntunnya untuk mencari solusi digital yang membantunya mengatasi berbagai tantangan dalam proses pengajarannya.
“Saya melihat kehidupan masyarakat di sini cukup meresahkan karena jika melihat data siswa, status pendidikan orang tua mayoritas tamat SD dan pekerjaannya bertani dan bekerja di bidang konstruksi. di masa lalu Ketika kepala sekolah bertanya kepada saya apa tujuan utama memilih SDN Fatubai, alasannya adalah “saat saya bertanya kepada masyarakat, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan sekolah ini dan saya ingin mempublikasikan SDN Fatubai menjadi dua? Caranya, pertama dengan meningkatkan kompetensi guru dan kedua dengan meningkatkan kompetensi belajar siswa”, ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (7/8/2024).
Dijelaskannya, platform Pijar Sekolah membantu guru menyelesaikan pengelolaan sekolah. Pijar Sekolah mempunyai sumber belajar dan sumber bacaan untuk siswa. Bagi Ron, Pijar Sekola juga menjadi sumber kreativitas para guru karena dapat membuat modul pembelajaran dan video pembelajaran yang dapat digunakan siswa dalam proses pembelajaran.
Guru ini sebelumnya pernah mengikuti Ajang Kompetensi Guru Super dan masuk sepuluh besar se-Indonesia. Menurutnya, Pijar Sekola tidak hanya membantunya secara online, bahkan ia berkesempatan mengikuti bootcamp yang digagas Pijar Sekola tentang cara video tutorial dan teknik public speaking.
Sebelum menggunakan Pijar Secola, Ron menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat eLearningnya sendiri selain beban menyelesaikan studinya. Setelah menggunakan Pijar Sekolah dapat lebih menghemat waktu karena Pijar Sekolah telah menyediakan berbagai fitur yang meringankan beban kerja guru.
“Pijar sudah memberikan kita format yang berbeda-beda, jadi kita tinggal upload saja, seperti tugas misalnya. Jadi kita tinggal mengerjakan soal-soalnya dan diupload ke sekolah Pijar,” ujarnya.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 25 Tahun 2024, guru wajib mengajar tatap muka minimal 24 jam per minggu. Hal ini melampaui beban guru lainnya, karena undang-undang no. Pasal 35 Tahun 14 Tahun 2005 yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, bimbingan dan pelatihan peserta didik serta pelaksanaan tugas tambahan.
Menariknya, meski tak memiliki jaringan internet sekolah, Ronnie terbukti mampu membawa perubahan dalam pembelajaran digital. Mereka secara aktif membuat materi pendidikan menggunakan aplikasi presentasi yang dapat digunakan di sekolah-sekolah dengan proyektor yang didukung pemerintah. Aplikasi presentasi ditampilkan di kelas dan digunakan untuk membuat modul pembelajaran dan dibagikan kepada siswa secara gratis.
“Terakhir, platform pembelajaran digital Pijar Sekolah terbukti mampu memberikan kemudahan kepada guru dalam menjalankan tugas mengajar, melaksanakan ujian, memberikan tugas, menilai dan memantau kehadiran. Semua kemudahan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan satu platform Pijar Sekolah,” dia menambahkan.
Ronnie berpendapat bahwa guru sebagai pendidik harus dinamis, perubahan selalu terjadi setiap ANBALI NEWS, setiap menit. Jika kompetensinya tidak disempurnakan, maka tidak akan mampu menjawab apa yang ditanyakan siswa. Begitu pula buku pelajaran saja tidak cukup dalam proses belajar mengajar, pembelajaran kreatif mutlak diperlukan dan Pijar Sekolah sangat membantu Ron dalam hal ini. Tonton video “2 petugas kebersihan di Gorontalo mencuri 43 modem untuk melunasi hutang” (agt/agt)