Makan Mi Instan Setiap Hari selama 30 Tahun, Gimana Efeknya ke Tubuh?

Jakarta –

Seorang pria Jepang sangat jatuh cinta dengan mie instan sehingga dia memutuskan untuk memakannya setiap hari. Selama 30 tahun, belum ada satu hari pun saya menikmati semangkuk mie instan.

Sukosekisai Oyama (65) mengatakan, ia mengonsumsi mie instan setiap hari. Dia bilang dia makan lebih dari 10.000 mangkuk makanan instan.

Terlepas dari kebiasaan Oyami, konsumsi mie instan setiap hari dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan. Mengonsumsi mie instan dalam jumlah sedang mungkin tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, nilai gizinya rendah dan sering dikonsumsi mungkin berhubungan dengan kualitas makanan yang buruk.

Menurut Healthline, mie instan adalah jenis mie yang sudah dimasak sebelumnya dan biasanya dijual dalam kemasan individu atau cangkir dan mangkuk. Bahan mie yang umum antara lain tepung terigu, garam, dan minyak sawit. Paket perasa biasanya berisi garam, rempah-rempah, dan monosodium glutamat (MSG).

Meskipun terdapat banyak variasi antar merek dan rasa mie instan, sebagian besar mie instan rendah kalori, serat, dan protein, namun tinggi lemak, karbohidrat, natrium, dan beberapa zat gizi mikro.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi mie instan secara teratur dikaitkan dengan kualitas makanan yang lebih buruk secara keseluruhan. Sebuah studi tahun 2014 mengamati pola makan 10.711 orang dewasa. Makan mie instan setidaknya dua kali seminggu terbukti meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita. Risiko tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang merupakan salah satu faktor utama terjadinya sindrom metabolik dapat terjadi akibat konsumsi mie instan setiap hari. Kerusakan fisik yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat berkembang secara perlahan seiring berjalannya waktu dan akhirnya mempengaruhi arteri, jantung, otak, ginjal, dan mata.2. penambahan berat badan

Ada banyak alasan mengapa makan mie instan setiap hari bisa menyebabkan penambahan berat badan. Meski kalori yang tertera pada kemasan mungkin tidak tampak mengkhawatirkan, namun orang tidak menyadari bahwa mereka mengonsumsi lebih dari satu porsi. Satu bungkus standar biasanya sama dengan dua porsi dengan total 380 kalori, tergantung merek dan rasanya.

Masalah lain dengan mie instan dan pengelolaan berat badan adalah bahkan setelah makan dalam mangkuk besar, seseorang mungkin akan segera merasa lapar. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori di siang hari.2. Kerusakan hati

Selain meningkatkan risiko sindrom metabolik, penambahan berat badan dan gagal jantung, kelenjar getah bening juga meningkat. Seiring berjalannya waktu, perilaku dan kondisi medis yang merusak hati dapat menyebabkan sirosis (jaringan parut), yang dapat menyebabkan gagal hati.

Bahan-bahan yang digunakan untuk mempertahankan umur simpan antara lain bahan pengawet, perasa buatan, pemanis buatan, dan bahan tambahan lainnya yang dapat membantu menjaga tekstur, konsistensi, dan cita rasa mie instan. Bahan-bahan tersebut membuat mie sulit dicerna. Akhirnya otot-otot tubuh akan bekerja keras untuk memecah dan mengolah mie instan tersebut.3. Risiko gagal jantung

Mie instan mengandung banyak natrium dan lemak jenuh, yang meningkatkan peluang Anda terkena tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, yang membuat Anda lebih rentan terhadap gagal jantung. Tonton video “Berat badan bertambah saat hamil? Periksa batas normalnya!” (kna/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top