Jakarta –
Wakil Menteri Perindustrian (Perempuan) Faisal Riza mengaku banyak menerima permintaan dari pengusaha asal China untuk bertemu. Hal ini terjadi setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS (Philpers) yang dikhawatirkan akan meningkatkan ketegangan perang dagang.
“Sejujurnya, setelah Trump terpilih menjadi presiden AS baru-baru ini, banyak permintaan dari perusahaan Tiongkok untuk bertemu dengan Kementerian Perindustrian,” kata Faisol, Selasa, dalam seminar yang dihadiri 100 ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan. /12/2024).
Faisol menilai pertemuan itu diusulkan pengusaha Tiongkok untuk menghindari tarif impor Trump yang tinggi khusus produk Tiongkok.
“Kami menduga mereka berpendapat lebih baik industrinya dipindahkan ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, sehingga kalau bisa ekspor langsung ke Amerika, mereka tidak mengalami kerugian seperti mengekspor langsung dari China,” jelasnya.
Hal ini merupakan berita yang menggembirakan sekaligus meresahkan, karena peraturan penanaman modal dalam negeri masih terus berkembang. Namun, menyusul serbuan investor asing, pemerintah akan mempercepat perbaikan regulasi.
“Kita tentu belum bisa siap menghadapi terkurasnya investasi secara penuh jika hal ini terjadi, karena kita perlu melakukan perbaikan regulasi secepat mungkin untuk melihat atau memperkirakan perubahan perekonomian global,” tutupnya.
FYI, Donald Trump berencana mengenakan tarif tambahan sebesar 10% untuk semua barang asal Tiongkok yang masuk ke AS. Selain itu, Trump juga menaikkan pajak tambahan untuk Meksiko dan Kanada sebesar 25%.
Mengutip CNBC Selasa (26/11/2024) lalu, informasi tersebut bersumber dari salah satu postingan di platform media sosial resmi Trump, Truth Social. Pajak tambahan akan diumumkan setelah pelantikan Trump.
Setelah memenangkan pemilu presiden AS, D. Trump seharusnya dilantik sebagai presiden AS pada tahun 2025. 20 Januari FYI, kebijakan Pak Trump menjadi ancaman bagi dunia dan diyakini berpotensi memperpanjang perang dagang antar negara. (gambar / gambar)
