Jakarta –
KTM, perusahaan ATPM asal Austria, sedang dalam kondisi lemah akibat beban utang sebesar 2,9 miliar euro atau sekitar 48 triliun rupiah. Kalaupun KTM tidak memperbaiki keuangannya hingga akhir Februari 2025, hal ini akan berujung pada penjualan aset perseroan untuk memuaskan kreditur.
Mengutip Forbes, penurunan finansial KTM disebabkan oleh penurunan penjualan sebesar 27% dibandingkan paruh pertama tahun 2023.
Selain itu, terdapat kontroversi mengenai penurunan kualitas build yang signifikan karena masalah camshaft dan penurunan penjualan secara umum di seluruh industri.
Selain itu, harga saham Pierer Mobility AG turun dari €89,60 pada September 2021 menjadi €9,50 pada hari perdagangan terakhir, menjadikan kapitalisasi pasarnya menjadi €345 juta dan utangnya menjadi €1,4 miliar dengan €136 juta lainnya yang jatuh tempo pada tahun 2025. .
Akibatnya, perusahaan memberhentikan hampir 600 pekerja dalam dua gelombang tahun ini. Perusahaan juga menghentikan produksi sambil mencari jalan keluar dari resesi.
Sementara itu, KTM kini memasuki masa restrukturisasi hukum yang disebut manajemen independen. Tujuannya untuk merestrukturisasi keuangan perusahaan.
“KTM kini telah memasuki ‘administrasi mandiri’, sebuah prosedur untuk pasar Eropa yang memungkinkan upaya 90 hari untuk mengatur ulang dan mendapatkan pembiayaan untuk melanjutkan operasi sebelum perusahaan bangkrut,” CEO KTM Stephane Bierer mengutip akun YouTube KTM. Rabu”. (12/4/2024).
Sementara itu, KTM juga berupaya meningkatkan keterlibatan dengan mitra lamanya Bajaj Auto untuk melakukan investasi, namun hal ini tidak berjalan sesuai harapan.
KTM juga telah bekerja sama dengan perusahaan minuman energi dan sponsor olahraga ekstrim Red Bull selama bertahun-tahun, namun perusahaan minuman senilai US$20 miliar tersebut tampaknya tidak ingin berinvestasi atau membeli perusahaan tersebut secara langsung. (HNES/HNES)