Jakarta –
Kementerian Ketenagakerjaan (KMNAK) mencatat sebanyak 59.764 pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga Oktober 2024. Angka ini naik dibandingkan bulan Agustus yang berjumlah 46.240 orang.
Inda Angoro Putri, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan (dari Manakeri), mengatakan PHK paling banyak terjadi di tiga wilayah tersebut. Jumlah hits terbanyak di Diki Jakarta sebanyak 14.501. Diurutan kedua disusul Jawa Tengah sebanyak 11.252 orang, urutan ketiga ditempati Provinsi Banten sebanyak 10.254 orang.
“Hingga 24 Oktober, jumlah pegawainya sebanyak 59.764 pegawai. Tiga sektor yang paling banyak mengalami PHK sebanyak 25.873 orang, pekerjaan jasa lainnya 15.218 orang, serta perdagangan besar dan eceran,” ujarnya kepada ANBALI NEWS, Kamis (24/10/2024). ).
Tiga sektor yang paling banyak menciptakan lapangan kerja adalah manufaktur sebanyak 25.873, pekerjaan jasa lainnya sebanyak 15.218, dan sisanya perdagangan besar dan eceran.
Selain itu, PHK di Diki Jakarta juga dominan terjadi pada sektor jasa. Kemudian di Jawa Tengah dan Banten pada sektor tekstil sebagai sandang.
Dia menjelaskan, gelombang PHK di Indonesia disebabkan beberapa faktor, melemahnya ekspor tekstil dan pakaian jadi, efisiensi perusahaan karena persaingan internasional.
“Perubahan cara pemasaran dan penjualan akibat digitalisasi. Kemudian banyak produk pakaian ilegal yang masuk ke pasar Indonesia,” ujarnya.
Tonton videonya: Para ahli memperkirakan sektor mana yang akan terkena gelombang PHK.
(rd/rd)