Jakarta –
Di tengah hiruk pikuk kota Surabaya, seorang ibu rumah tangga bernama Melisca Michelle membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil dalam dunia teknologi. Melisca, ibu tiga anak, mampu mengubah hidupnya dengan mendaftar dan lulus dari Apple Developer Academy di Surabaya pada tahun 2024.
“Ini tantangan banget buat saya karena umur saya 35 tahun sedangkan teman-teman di akademi masih 20 tahun. Ini tantangan atau malah tekanan yang lebih,” ujarnya dalam obrolan online dengan ANBALI NEWSINET.
Karena perbedaan usia tersebut, Meliska belum bisa berintegrasi dengan baik saat pertama kali masuk Akademi Pengembang Apple. Karena sejak awal ia takut tidak bisa ikut serta dengan siswa yang lebih muda.
Namun ketakutan Melisca tidak terwujud, malah rekan-rekannya di akademi sangat terbuka. Dari latar belakang yang berbeda, mereka saling bertukar ilmu dan pengalaman.
“Ini adalah pengalaman saya yang paling tak terlupakan di akademi. Saya belajar banyak dari mereka. Saya memiliki pengalaman bisnis dan dapat berbagi pengalaman kerja saya dengan Anda. Di sisi lain mereka juga punya pengalaman di bidang coding dan desain, saya belajar banyak dari mereka tentang UI UX dan coding,” ujarnya. Alasan bergabung dengan akademi
Melissa membeberkan alasannya ingin masuk Apple Developer Academy. Padahal beliau sudah berpengalaman di berbagai bidang usaha mulai dari markerting, peternakan, ekspor impor dan lain-lain.
“Saya tertarik dengan teknologi. Saya merasa baik setelah memulai,” katanya.
Setelah sembilan bulan pelatihan, dia jatuh cinta dengan akademi tersebut. Kemudian hal ini menimbulkan tekad baru dalam dirinya.
“Saya ingin menjadi mentor di Apple Developer Academy karena saya sudah jatuh cinta dengan hal ini. Saya tidak ingin melanjutkannya,” katanya.
Melissa mengaku senang belajar, dan Akademi Pengembang Apple mengharuskan orang untuk terus belajar bahkan setelah menjadi mentor.
“Meski sudah menjadi mentor, kita dituntut untuk terus belajar dan belajar. Dan menurutku pekerjaan itu menyenangkan. Menurut saya, ketika pekerjaan seolah terhenti dan tidak ada hal baru yang bisa dipelajari, itu hanya menjadi rutinitas.
“Nah, saat Anda berada di sini berusaha untuk menjadi versi diri Anda yang lebih baik, Anda gagal untuk terus belajar. Jadi menurutku itu keren banget,” sambungnya.
Selain itu, akademi ini erat kaitannya dengan Apple, dan perusahaan Cupertino tidak lepas dari teknologi, sehingga akan terus berkembang.
“Jadi kita akan maju dan kita harus terus belajar dan terus belajar agar ini menyenangkan,” katanya.
Suara Citraland
Untuk tugas terbarunya, Meliska bersama rekan-rekannya membuat aplikasi Voice of Citraland, sebuah aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan komunikasi antara warga dan manajemen. Terinspirasi oleh tantangan tim sendiri dalam mengakses informasi real-time tentang peristiwa lokal, lalu lintas, dan kecelakaan di wilayah mereka.
“Selama ini Citraland membagikan informasinya melalui WhatsApp Blass yang memerlukan persetujuan sehari sebelumnya. Misalnya untuk bisa melaporkan kemacetan di titik A, butuh waktu dua hari untuk menyiapkan pesannya dan baru dikirim pada hari ketiga, sehingga kurang efektif,” jelas Meliska.
“Seharusnya warga diberitahu mengenai kejadian ini, namun kenyataannya tidak demikian. Nah, di sini peran aplikasi Voice of CitraLand adalah memberikan informasi secara real-time,” tegasnya.
“Selain kondisi lalu lintas, Voice of CitraLand juga membagikan informasi tentang bisnis, restoran, dokter dan apapun yang muncul di Instagram,” ujarnya.
Ternyata CitraLand sendiri punya aplikasi tersendiri untuk warganya. Namun sebatas menangani permasalahan penagihan seperti pajak, pungutan lingkungan hidup dan lain-lain.
Melisca menjamin Voice of CitraLand (VOC) tidak bersaing dengan aplikasi ini. Kehadirannya justru saling melengkapi sehingga semakin banyak membantu penghuni perumahan.
“Respon pengembang senang dengan keberadaan VOC,” ujarnya.
Melissa dan timnya berencana untuk terus meningkatkan VOC bahkan setelah dia lulus dari Akademi Pengembang Apple. Tonton video “Apple Developer Academy di Bali akan menduduki aset Kementerian Perindustrian” (afr/rns).