Jakarta –
Kementerian Perindustrian membahas rencana Cherry menghadirkan taksi terbang dan bus terapung ke Indonesia. Namun, regulasi mengenai kedua moda transportasi tersebut di Indonesia belum siap.
Wakil Menteri Perindustrian Fesol Riza (Wamanperin) mengatakan kedua kendaraan tersebut bisa menjadi solusi permasalahan konektivitas di Indonesia. Terutama di wilayah kepulauan dan terpencil.
“Masih perlu kajian mendalam dan penyesuaian regulasi dalam negeri. Apalagi dari Kementerian Pertahanan, karena juga terkait dengan transportasi umum. Oleh karena itu perlu adanya peraturan dari Kementerian Perhubungan,” kata Faisol, menurut kantor Kementerian Perindustrian, seperti dikutip Antara.
Pertemuan dengan Chery Motor juga membahas penjualan mobil listrik dan hybrid di Indonesia.
Sementara itu, Shi Kerong, CEO Cherry International Commercial Vehicle, mengatakan taksi terbang dan bus terapung dapat membantu pemerintah Indonesia mengatasi tantangan geografis.
“Sama seperti di Tiongkok. Secara geografis terdapat banyak sungai. Taksi terbang dan bus terapung dapat membantu konektivitas di dalam negeri,” katanya.
ANBALI NEWS melihat konsep mobil terbang dalam agenda Cherry Global Innovation Conference di Wuhu, China (18/10/2024). “Kendaraan darat dan udara”
Kendaraan futuristik tersebut tidak memiliki roda kemudi. “Kendaraan darat dan udara” tersebut dikatakan telah menyelesaikan uji terbang sejauh 80 kilometer.
Cherry Flying Car merupakan kendaraan vertical take-off and landing (VTOL) yang menggunakan energi ramah lingkungan berupa listrik. eVTOL ini dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal tanpa memerlukan landasan pacu.
Mobil terbang Cherry juga dirancang untuk membawa dua orang. Tidak ada pilot karena sistemnya autopilot.
Ketinggian penerbangan kurang dari 1000 meter, kecepatan penerbangan maksimum bisa mencapai 120 km/jam, dan waktu penerbangan sekitar 40 menit.
Tonton video “Video: Tonton Uji Coba Taksi Terbang eVTOL di Jepang” (riar/din)