Jakarta –
Menteri BUMN Eric Tokhir mendorong produsen pesawat Amerika Boeing untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Eric Kamala Shirin Lakhdir, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, di Gedung Kementerian BUMN pada Kamis (5/12/2024).
“Kami katakan ya, kami mendukung kerja sama ini, dan ya, salah satunya terbuka untuk menambah jumlah pesawat melalui Boeing,” kata Eric kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (2/12/2024). . ).
Eric mengungkapkan kelanjutan hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, dibahas dalam pertemuan yang dihadiri Boeing.
Eric juga terbuka terhadap Boeing yang menambah 100 pesawat ke armadanya di Indonesia.
“Tidak lagi, kalau ditambah 100, 100,” jelas Eric. “Tapi itu tergantung apakah Boeing bisa memproduksinya dan apakah harganya kompetitif.”
Menurutnya, kerja sama ini diperlukan karena Indonesia lebih banyak melakukan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Selain itu, kata dia, Amerika Serikat ingin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui investasi.
“Amerika Serikat juga bersedia berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi. Selain itu, kita tahu bahwa perdagangan kita dengan Amerika Serikat adalah $34,5 miliar, dan kita mempunyai surplus yang sangat besar. Jadi kami kembali untuk menghindari gagasan ini. “Amerika bisa melihatnya.” Kita sebagai mitra, tapi kita harus menang,” kata Eric.
Di sisi lain, Eric membuka peluang penambahan jumlah pesawat melalui kerja sama dengan Airbus, China Comac, dan Russian Airlines.
Ia menjelaskan: “Kita harus punya 700 pesawat, tapi saat ini karena adanya COVID-19, Indonesia hanya punya 390 pesawat. Jadi, suka atau tidak, solusi ini harus berhasil.”
Eric juga mengatakan akan mengajak Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM untuk bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dalam rencana investasi untuk memfasilitasi jumlah pesawat.
“Kami juga akan berdiskusi dengan Menteri Perhubungan Rozan BKPM apakah pendanaan ini ke depan akan mudah karena adanya pengurangan jumlah pesawat,” ujarnya. (jam/jam)