Toyota Kaget dengan Skema Opsen Pajak Kendaraan

Jakarta –

Rencana pemerintah untuk menerapkan Opsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Opsi Pajak Kendaraan Bermotor (BBNKB) mengejutkan Toyota, meski di mata Toyota kebijakan tersebut dinilai sebagai tantangan baru yang harus dihadapi.

Demikian disampaikan Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi saat acara test drive All New Toyota Hilux Ranga di Surabaya. Ia mengaku tidak pernah menyangka opsi pajak mobil akan meningkatkan nilai jual kembali.

“Opsen komentarnya apa, tapi kalau bicara pasar ya kalau melihat kondisi saat ini bukan berarti pesimis karena ekspektasi kita berbeda,” kata Anton.

“Seperti PPN (pajak pertambahan nilai), lalu pajak daerah, opsi pajak kendaraan bermotor. Tadi kita mengira opsi ini tidak menambah nilai, tapi hanya menggeser porsinya dari pemerintah provinsi ke pemerintah kota dan kabupaten,” imbuh Anton. .

Dengan tantangan yang dihadapi para pemangku kepentingan saat ini, Anton mengatakan penerapan OpenSen tahun ini dirasa kurang tepat.

“Banyak perkembangan, jadi ada pertumbuhan. Jadi ada kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) sebesar 1 persen. Terus ada peluang, meski bukan di Jakarta. Tapi bagaimana pun, Jakarta DKI Jakarta, pasarnya Sekarang hanya 20 persen omzetnya yang keluar dari Jakarta dan mungkin sebagian besar akan sama,” kata Anton.

“Itulah sebabnya kami banyak berbicara di Gaekindo dan juga dengan pemerintah pusat dan daerah bahwa kondisi perekonomian saat ini mungkin bukan saat yang tepat untuk menaikkan pajak ini. Jadi mulai awal bulan ini saya melihat pemerintah pusat dan daerah sedang membahas pemerintahan daerah. “Juga bagaimana caranya agar pajak dan peluang tidak terlalu berdampak,” kata Anton lirih.

Jadi Anton melanjutkan. Pria berjiwa besar ini berharap pemerintah bisa merampungkan kembali rencana opsi pajak kendaraan bermotor. Mengingat masyarakat membutuhkan stimulus kebijakan yang dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.

“Pak Agus Gumiwang juga menyampaikan pada GJAW 2024 bahwa pemerintah saat ini sedang mengupayakan beberapa subsidi atau insentif serupa. Kami masih menunggu untuk melihat bentuk apa yang akan diambil. Kedua, saya kira pemerintah daerah juga sedang mendiskusikan hal ini dari waktu ke waktu. ” kata anton.

“Jadi setiap daerah itu berbeda-beda. Mungkin ada yang bertanya-tanya apakah ada insentif, pemotongan pajak, dan sebagainya. Jadi mudah-mudahan kita selalu evaluasi ya, efektivitas pajak ini. Kita akan evaluasi karena kita juga lho, pemerintah. juga butuh uang karena banyak kepentingan tapi bagaimana kita bisa menyeimbangkan industri mobil nasional, apalagi kita ingin melindungi produksi dalam negeri Ya karena kita pesimis atau takut Tidak, kami melihat efek “? Dampaknya di perekonomian ASEAN, misalnya Vietnam dan kemudian Thailand, dampaknya sangat besar, semakin kecil pasarnya maka persaingan juga akan berdampak besar pada industri mobil di negara tersebut,” jawab Anton.

Dengan adanya peluang bagi industri otomotif untuk terus berkembang dan meningkatkan perekonomian suatu negara. Anton berharap pemerintah lebih memperhatikan industri mobil di Indonesia.

“Kami berharap dan saya yakin pemerintah juga sadar bahwa industri otomotif Indonesia perlu dilestarikan dan dikembangkan. Maka kami berharap terus dievaluasi dan diberikan dukungan yang tepat. pertumbuhannya sudah anjlok. “Mudah-mudahan bisa tumbuh meski ada situasi perpajakan,” Tonton video “Fakta Menarik Toyota Hilux Ranga: Bisa apa saja dan harganya menarik!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top