London –
Sejumlah pemain Liga Inggris memprotes penggunaan ban kapten Pelangi. Organisasi LGBTQ+ tidak memiliki masalah dalam menolak kampanye mereka.
Liga Premier mendukung kelompok LGBTQ+ Dalam kemitraan dengan Rainbow Rocks, Liga Premier mendorong setiap tim untuk memakan batu berwarna pelangi mulai akhir November hingga awal Desember 2024.
Kampanye dukungan LGBTQ+ menghadapi penolakan dari beberapa pihak. Kapten Ipswich City Sam Morsy enggan memakai lambang pelangi karena keyakinan Islamnya.
Kapten Crystal Palace Marc Guehi protes. Meski masih berlogo pelangi, bek berusia 24 tahun itu menuliskan kalimat bernuansa Kristiani.
Liga Inggris tidak memberikan sanksi atas perilaku Morsy dan Guehi. Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menegur keras Guehi dan Crystal Palace karena menampilkan pesan keagamaan di tengah pertandingan.
Rainbow Laces Stonewall, awal dari kampanye LGBTQ+ di Liga Premier, berbicara menentang tindakan Morsy dan Guehi. Mereka tidak mempermasalahkannya dan menghormati pandangan serta keyakinan para pemain.
“Sungguh luar biasa melihat begitu banyak klub sepak bola di semua tingkatan mendukung kampanye kami untuk menjadikan olahraga ini lebih aman dan inklusif,” kata juru bicara Stonewall yang tidak disebutkan namanya, menurut BBC.
“Ketika kita melihat klub-klub menunjukkan dukungan mereka terhadap inklusi LGBTQ+, hal ini membantu orang merasa aman dan diterima di dalam dan di luar lapangan. Terserah pada individu untuk memilih apakah dan bagaimana mereka menunjukkan dukungan mereka terhadap inklusi LGBTQ+ dalam olahraga,” jelasnya.
Tonton juga video: Kapolda Metro Jaya Tegaskan Tidak Ada Fitur LGBT di Konser Coldplay
(teluk/krs)