Jakarta –
Pemerintah akan menaikkan berbagai jenis pajak, seiring dengan adanya Opsi Pajak Kendaraan, sehingga menyulitkan Toyota untuk memastikan bisnis harga mobil tetap bertahan dan dapat meningkatkan perekonomian. Salah satu caranya adalah dengan menjaga harga beli, artinya tidak ada kenaikan harga beli.
Demikian disampaikan Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy pada acara test drive All New Toyota Hilux Rangga di Surabaya.
“Cukup sulit, bukan?” Karena kalau kita bicara PPN (Pajak Pertambahan Nilai) jelas 11 banding 12 artinya naik 1%, kira-kira seperti ini. Sekarang kami sedang berbicara dengan pabrikan (TMMIN). Dari Toyota sendiri, kami berusaha menghemat semaksimal mungkin, agar tidak ada kenaikan biaya dari kami, kata Anton.
Anton menambahkan, tahun 2025 akan menjadi tahun yang berbeda dibandingkan tahun lalu bagi Toyota. Sebab, Toyota sedang berusaha menentukan beban apa yang mampu ditanganinya.
“Nah, itu keadaannya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya di awal tahun harga-harga naik karena harga juga akan naik, karena pembayaran UMP juga akan naik, alhasil kita harus melakukannya. menaikkan harga kami, tapi kami. Kami sedang berbicara dengan produsen untuk menaikkan harga kami,” kata Anton.
“Untuk mengurangi bobot kenaikan 1% atau kenaikan lainnya secara umum, oleh pembeli, tidak terlalu tinggi. Sebentar lagi di bulan Januari,” harapnya. Antonius.
Anton menambahkan, meski tahun 2025 terasa sulit, Toyota berharap perekonomian bisa membaik.
“Jadi kalau ada kenaikan pajak dan lain-lain, rencananya penjualan di kelas bawah dan menengah di tanah air akan meningkat, dan saya kira trafiknya masih banyak, ada. lebih banyak diskusi dari pemerintah Semoga kedepannya akan ada lebih banyak lagi. Saksikan video “5 Hal Menarik Tentang Toyota Hilux: Bisa Segalanya dan Harganya Mantap!”