Jakarta –
Pengelolaan sampah menjadi tantangan besar bagi masyarakat, salah satunya berada di Perumahan RW 08 Pabuaran Asri, Desa Pabuaran Mekar. Dengan 6.215 kilogram sampah yang dihasilkan setiap bulannya, pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya penting untuk menjaga lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, tim Universitas Jayabaya yang dipimpin oleh Mubarokah Nuriaini Dewi melalui dana hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) DRTPM KEMENDIKBUD Tahun 2024 bekerja sama dengan Bank Sampah Garuda Bersatu dalam program kemitraan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas produksi, pengelolaan dan pemasaran pupuk cair organik dari sampah kota.
Program ini tidak hanya berhasil mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun juga memberikan dampak ekonomi yang positif. Melalui pelatihan yang melibatkan 22 pengelola dan 140 anggota bank sampah, masyarakat kini memiliki keterampilan memproduksi pupuk cair organik. Rata-rata setiap sistem menghasilkan 10-15 kg pupuk cair setiap 47 menit penggunaan.
Pendapatan warga meningkat melalui penjualan pupuk cair organik. Selain itu, kota juga mendapatkan keterampilan baru dalam menyelenggarakan fermentasi gratis pada media tanam dan manfaat ekonomi yang tinggi, kata Mubarokah dalam keterangan resminya, Selasa. ). 2024).
Di sisi pemasaran, pelatihan strategi digital, termasuk branding, desain merek, dan penggunaan platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, telah memperluas jangkauan produk ke pasar yang lebih besar. Media sosial seperti Instagram dan Facebook juga digunakan untuk mempromosikan produk.
Menciptakan brand yang kuat dan sistem promosi online membantu RW 08 tidak hanya menjual produk secara lokal, namun juga menjangkau konsumen di luar wilayahnya. Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah organik dapat menjadi solusi tepat terhadap permasalahan lingkungan dan membuka peluang ekonomi.
Namun masih diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan produksi dan memperkuat rencana bisnis agar produk pupuk organik dari RW 08 menjadi model bisnis yang berkelanjutan.
Dukungan pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan dampak positif tersebut dan menjadikan pengelolaan sampah kota sebagai inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. (fdl/fdl)