RI Alami Defisit Perdagangan ke Kanada, Mendag Keluarkan Jurus Ini

Jakarta –

Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Kanada. Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mandag) mengatakan Indonesia akan mengalami defisit sebesar 864 juta dolar pada tahun 2024 dan 1,7 miliar dolar pada tahun 2023.

Defisit perdagangan terjadi jika nilai impor Indonesia ke Kanada lebih besar dibandingkan nilai ekspor Indonesia ke Kanada. Bodi menghitung jumlah tersebut mengalami penurunan.

“Indonesia-Kanada, hari ini kita defisit sekitar 846 juta dolar. Tahun lalu lebih dari 1,7 miliar dolar. Jadi sekarang sudah berkurang,” kata Bodi di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (2/12/) 2024) .

Ia juga menjelaskan, pihaknya akan lebih mendorong perdagangan dengan Kanada di masa depan. Salah satunya, dengan Perjanjian Perdagangan Ekonomi Indonesia-Kanada (ICA-CEPA).

Menurut Bodi, perjanjian tersebut membuka akses pasar ke negara lain. Ia juga menyampaikan bahwa nilai perdagangan akan meningkat tidak hanya bagi Kanada, tetapi juga bagi negara-negara sekitar Kanada.

“Dengan ICA CEPA, banyak akses pasar dimana kita bisa mendapatkan banyak barang. Bukan hanya ke Kanada, tapi melalui Kanada ke negara lain. Jadi harapan kita bukan hanya meningkatkan nilai perdagangan kita dengan mereka, tapi juga dengan yang lain,” jelas Boddy.

Rencananya, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) akan diimplementasikan pada tahun 2026. Perjanjian tersebut akan ditandatangani pada pertengahan tahun 2025.

“Perundingan CEPA Indonesia dan Kanada telah diselesaikan secara signifikan dan diumumkan oleh kedua kepala negara di sela-sela KTT APEC yang diselenggarakan di Lima Peru pada tanggal 15 November 2024. Kedua negara sepakat bahwa perjanjian tersebut dapat ditandatangani pada tahun 2025 dengan implementasi sementara. Periode 2026,” tambah Bodi.

(membunuh/membunuh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top