BAIC BJ40 Plus Disulap Jadi Mobil Dinas TNI AD, Apa yang Beda?

Jakarta –

Militer Indonesia menggunakan BAIC BJ40 Plus sebagai kendaraan dinasnya. Ini digunakan sebagai rantis. Apa saja yang berubah pada BAIC BJ40 Plus?

BAIC BJ40 Plus ditugaskan sebagai kendaraan taktis ringan TNI Angkatan Darat.

“Kami senang dan bangga BAIC BJ40 Plus menjadi pilihan untuk melengkapi kendaraan pertahanan Republik Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi dan tujuan perusahaan kami PT JIO Distributing Indonesia untuk mendukung proyek pembangunan di berbagai sektor sesuai dengan kebutuhan. rencana pemerintah saat ini,” kata Dhani Yahya, Chief Operating Officer BAIC Indonesia, dalam keterangannya yang dilansir ANBALI NEWSOto.

Dikatakannya, “Kerja sama dengan pihak TNI dengan menggunakan BJ40 Plus merupakan langkah awal BAIC Indonesia dalam memberikan dukungan terhadap kendaraan keamanan negara. Kami berharap kerja sama ini juga dapat menjangkau sektor lain. dalam waktu dekat. lanjut Dhani.

BAIC BJ40 Plus nantinya akan digunakan untuk mendukung operasi TNI AD untuk operasi pengangkutan pasukan. Didesain khusus untuk kendaraan militer, TNI BAIC BJ40 Plus memiliki knalpot berbahan metal di bagian depan dan belakang. Winch penarik serbaguna dipasang di bagian depan. Kendaraan itu juga dilengkapi dengan ular atau ‘ekor’ sebagai aksesorisnya. Perlengkapan bila diperlukan untuk pemeriksaan kendaraan offroad guna menunjang dinas TNI-AD.

BAIC BJ40 Plus merupakan salah satu produk tercanggih yang dikembangkan oleh BAIC ORV (kendaraan off-road) Divisi ini melakukan berbagai jenis pengembangan dan penelitian. Khusus untuk menampilkan inovasi terbaru pada produknya.

BAIC BJ40 Plus ditenagai mesin bensin 2.000 cc DOHC 4 silinder 16 silinder dengan turbocharger. Memberikan tenaga maksimal sebesar 221 dan gaya sebesar 380 Newton meter, diyakini mampu mengatasi segala kondisi jalan dan alam di Indonesia dengan baik. Dengan sistem transmisi 8 percepatan yang mendapat pengakuan dari pabrikan peralatan Jerman, ZF-Friedrichshafen memiliki pengalaman dalam mengembangkan sistem transmisi kendaraan militer di negara asalnya.

Sistem penggeraknya juga menggunakan Electronic Transfer Case dan Center Differential Lock dari Borg-Wagner untuk mendukung kemampuan kendaraan memasuki segala medan, seperti jalan berbatu, pegunungan, perbukitan, bahkan gurun pasir milik musuh (Kuma/Din Daeng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top