Jakarta –
Praktik penipuan bank dengan menyamar sebagai petugas pajak melalui WhatsApp masih marak dan sangat mengkhawatirkan. Sehubungan dengan itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menghimbau nasabah untuk mewaspadai penipuan digital dan menjaga keamanan data perbankannya.
Pelaku kejahatan jenis ini akan menyamar sebagai petugas pajak dan mengirimkan faktur pajak kepada korbannya, yang ternyata berupa file berekstensi APK.
Penipuan digital dan rekayasa sosial dapat menipu nasabah, mengakibatkan kebocoran data transaksi bank, dan mengancam keamanan dana. Untuk mengatasi hal tersebut, BRI terus mengedepankan edukasi dan memberikan langkah-langkah praktis untuk membantu nasabah menghindari penipuan.
Arka M Nugraha, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BIS, menegaskan perlindungan data menjadi prioritas utama BIS. Karena berdampak langsung terhadap keamanan dana nasabah.
Keamanan tercapai dengan target yang lengkap dan end-to-end mulai dari jaringan, server, data center. Pemantauan keamanan juga tercapai, kata Arca dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/11/2024).
“Tapi intinya kami memberikan semangat kepada pengguna agar hal-hal yang seharusnya sederhana bisa menjadi bumerang. Jadi, misalnya jangan serahkan username, password, dan OTP kepada orang lain, bahkan kepada pihak yang mengaku BRI. ” lanjutnya.
Menurutnya, keamanan siber merupakan upaya yang berkelanjutan. BRI berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dan penguatan sistem keamanan untuk memastikan data dan dana nasabah aman.
Oleh karena itu, Arca menambahkan, masyarakat dapat melawan kejahatan dunia maya dengan menerapkan tips berikut: Jangan membagikan informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, atau OTP kepada siapa pun. Hubungi call center resmi lembaga tersebut untuk memverifikasi faktanya. Gunakan koneksi internet yang aman saat mengakses BRImo. Aktifkan fitur keamanan tambahan yang disediakan BRImo. Lakukan otentikasi dua faktor (2FA) untuk setiap transaksi penting. Update aplikasi BRImo secara berkala. Segera laporkan aktivitas mencurigakan. .
“Oleh karena itu, kehati-hatian pelanggan dan praktik keamanan seperti pemasangan APK yang tidak disengaja, pemasangan game gratis harus diterapkan. Kami berusaha melindungi semaksimal mungkin, namun perangkat pelanggan bersifat pribadi,” kata Arca.
Arga menjelaskan, menjaga kerahasiaan merupakan tanggung jawab bersama antara BRI dan nasabah, dan keamanan tidak dapat terjaga tanpa kesadaran nasabah.
Selain faktur pajak, berbagai metode penipuan digital seperti undangan pernikahan digital, pemberitahuan penutupan rekening, faktur BPJS, foto paket kurir, tilang, dan faktur pajak juga marak dan merugikan masyarakat.
Saksikan juga video “Anggota KPU Gorontalo Bantah Tipu Warga Rp 550 Juta”:
(akn/ega)